Ini Penyebab Bahasa Indonesia Sulit Jadi Bahasa Dunia

"Bahasa Inggris punya 1 juta kosakata dan tiap tahun tambah 8.500," papar Anies.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 27 Agu 2015, 14:38 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2015, 14:38 WIB
Mendikbud Anies Baswedan Pimpin Upacara Hardiknas
Mendikbud, Anies Baswedan berpidato saat upacara Hari Pendidikan Nasional di Kemendikbud, Jakarta, Sabtu (2/5/2015). Anies meminta Hardiknas dijadikan momentum merefleksikan gagasan tokoh pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Selama ini banyak anggapan belajar bahasa Indonesia lebih mudah ketimbang bahasa lain. Hal ini karena bahasa Indonesia dinilai tidak memiliki banyak kosakata atau perubahan kata.  

Menyoroti hal ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan, kosakata yang sedikit menyebabkan Bahasa Indonesia tidak bisa menjadi bahasa percakapan dunia.

"Kosakata bahasa Indonesia baru 91 ribu. Kita ingin bahasa kita digunakan jadi bahasa percakapan antarbangsa, tapi kalau hanya 91 rabu kurang, harus lebih banyak," kata Anies di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kamis (27/8/2015).

"Bahasa Inggris punya 1 juta kosakata dan tiap tahun tambah 8.500," papar dia.

Menurut Anies, untuk menambah kosakata, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa tak perlu ambil pusing, sebab mereka bisa mengambil perbendaharaan kata baru dari bahasa daerah.

"Ambil dari bahasa daerah banyak sekali kata, bahasa daerah bisa dipakai bahasa Indonesia," jelas Anies.

Dia berharap, ke depannya masalah sedikitnya kosakata bisa ditangani Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Sehingga di masa mendatang keinginan menjadikan bahasa Indonesia menjadi bahasa dunia dapat terwujud.

"Kalau kita ingin jadi bahasa percakapan antarbangsa, badan bahasa punya tanggung jawab, pimpinan badan bahasa tanggung jawab itu," tutup Anies. (Sun/Mut)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya