Liputan6.com, Jakarta - Puluhan orang yang mengatasnamakan Gerakan LawanAhok berunjuk rasa di depan rumah dinas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Meski sang gubernur tidak ada di rumah, massa tetap bersikeras memilih melakukan aksinya di kompleks perumahan di kawasan Jalan Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat itu.
Koordinator Gerakan LawanAhok, Tegar Putuhena mengungkapkan alasan mengapa mereka lebih memilih berunjuk rasa di rumah dinas Gubernur ketimbang di Balaikota DKI Jakarta. Menurut dia, aksi yang mereka lakukan itu ditujukan untuk Ahok secara personal, bukan sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Kita ingin menggugah nurani Ahok, makanya kita adakan di depan rumahnya, bukan di Balaikota. Personality Ahok lah yang ingin kita kritik," ujar Tegar di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (28/8/2015).
Senada dengan Tegar, politikus Partai Bulan Bintang (PBB) Bursah Zarnubi yang tergabung dalam Gerakan LawanAhok menyatakan, aksi tersebut untuk mendoakan mantan Bupati Belitung Timur itu. Selain itu, aksi juga dilakukan untuk mengusir roh-roh jahat di rumah tersebut yang merasuki Ahok hingga kerap mengeluarkan kata-kata kasar.
"Ini untuk mengusir setan- setan yang ada di rumah ini. Kami minta pada dirinya untuk stop menghina rakyat dan menindas. Jangan sikat- sikat saja," ucap Bursah.
Bursah juga meminta agar orang nomor 1 di DKI itu bisa memanajemen tutur bahasanya. "Ahok harus jaga mulutnya, jangan terlalu comberan."
Mantan anggota DPR periode 2004-2009 itu menyatakan, Ahok telah merusak tatanan budaya kepemimpinan di DKI Jakarta yang dulu. Suasana harmonis antara pemerintah dengan rakyat Jakarta dinilainya sudah mulai luntur.
"Jangan gara- gara Ahok Jakarta buyar. Jakarta ini kan pusat, kalau Jakarta terganggu, efeknya bisa ke mana- mana, bisa ke daerah lainnya," tandas Bursah.
Ia berharap, kedepannya apa yang mereka lakukan ini bisa mengubah Ahok dalam bersikap. "Kami berharap, supaya dia kembali ke jalan yang lurus. Apalagi cara ngomongnya," kata Bursah.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tidak melarang masyarakat untuk berdemonstrasi. Dia menunggu kedatangan para pendemo yang akan mengeluhkan kebijakannya itu.
Ahok menyarankan pendemo untuk memindahkan lokasi demo ke balaikota dari rumah dinasnya di Menteng. Sehingga, dia bisa mendengar tuntutan mereka.
"Rumah dinas enggak ada saya, mau rapat. Kalau mau di sini (balaikota) saja sekalian supaya lebih dengar gitu saya," tutur Ahok, Jumat 28 Agustus 2015. (Mvi/Ein)
Advertisement