IPB Terjunkan 573 Mahasiswa Awasi Kesehatan Hewan Kurban

Pembeli disarankan agar teliti dalam membeli hewan kurban.

oleh Bima Firmansyah diperbarui 15 Sep 2015, 09:22 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2015, 09:22 WIB
20150909-Sapi Qurban-Jakarta
Sejumlah sapi hewan qurban dijajakan di Depok, Jawa Barat, Rabu (9/9/2015). (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Bogor - Penjualan hewan kurban di masyarakat mulai marak menjelang Hari Raya Iduladha. Warga pun diimbau teliti memilih hewan kurban yang sehat dan tidak terjangkit penyakit.

Untuk mengawasi kesehatan hewan kurban, Institut Pertanian Bogor (IPB) menerjunkan 573 mahasiswa. Mereka akan diturunkan ke wilayah Bogor, Depok, dan DKI Jakarta untuk mengawasi mutu dan kesehatan hewan kurban yang diperjualbelikan.

"Tujuannya, agar hewan dan daging kurban yang dikonsumsi tidak hanya halal tapi juga layak. Layak secara umum dan umur," kata Wakil Panitia Pemeriksa Kesehatan Hewan dan Daging Kurban IPB Drh Ardilasunu Wicaksono, Selasa (15/9/2015).

Ia menjelaskan, dari seluruh jumlah mahasiswa tersebut, 125 mahasiswa dari FKH, kemudian ada 70 mahasiswa diterjunkan ke wilayah Kabupaten Bogor, 70 mahasiswa ke Kota Depok, 300 mahasiswa ke DKI Jakarta, dan 8 mahasiswa ke Kepulauan Seribu.

Para mahasiswa ini diberangkatkan pada H-1 Iduladha untuk daerah Kepulauan Seribu, Kabupaten Bogor, dan Kota Depok. Sedangkan untuk DKI Jakarta dan Kota Bogor diberangkatkan pada hari H.

"Untuk pelepasan para petugas pemeriksa, akan dilakukan pada 17 September oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Prof Muladno, Walikota dan Bupati Bogor, serta Rektor IPB," ungkap Ardilasunu.

Ardi menuturkan, berdasarkan laporan, beberapa wilayah di Kabupaten Bogor termasuk wilayah endemis penyakit antraks. Namun, hingga kini pihaknya belum mendapat laporan ditemukannya kasus antraks di Bogor.

Penyakit Hewan Kurban

Ia menjelaskan, beberapa penyakit yang sering menjangkit hewan kurban, khususnya sapi yakni orf atau keropeng di sekitar mulut, pink eye, dan stres di perjalanan dan di tempat penampungan.

"Kalau pink eye itu biasanya karena sindromik saja, kalau dibiarkan juga ilang sendiri. Tidak bahaya seperti cacing hati pada sapi. Untuk mengantisipasi stress, harus diperhatikan juga kesejahteraan hewan," beber dia.

Ardi pun menyarankan pembeli agar teliti dalam membeli hewan kurban. "Yang penting harus sehat, ciri-cirinya lincah dan tidak menyendiri. Dari segi fisik, matanya cerah, kulitnya tidak kusam, anus tidak ada diare, dan usianya juga harus mencukupi," terang Ardilasunu.

Selain itu, untuk domba dan kambing, usianya harus sudah mencapai 1 tahun, sedangkan sapi berusia 1,5 tahun. Kemudian, harus dipastikan juga kalau hewan kurban yang dibeli dalam keadaan tidak cacat, misalnya tidak buta, dan jumlah testis lengkap. (Mvi/Tnt)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya