3 Pimpinan DPR Sambangi Rumah Pengusaha Riza Chalid

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Hatta Rajasa, dan Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Bali Aburizal Bakrie juga hadir.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 23 Nov 2015, 15:25 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2015, 15:25 WIB
20151117- Ketua DPR Setya Novanto-Jakarta-Johan Tallo
Ketua DPR Setya Novanto keluar dari gedung DPR, Jakarta, Selasa (17/11/2015). Setya belum memiliki rencana untuk meminta PT Freeport Indonesia mengklarifikasi anggota DPR yang mencatut nama Presiden dan Wakil Presiden RI. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - 3 Pimpinan DPR yakni Ketua DPR Setya Novanto, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dan Fadli Zon menyambangi rumah pengusaha Riza Chalid hari ini di Jalan Sriwijaya Raya Nomor 27, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Namun, kedatangan 3 pimpinan DPR itu bukanlah membicarakan masalah transkip dugaan pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden terkait perpanjangan kontrak PT Freeport.

Mereka menyambangi rumah Riza untuk mengucapkan belasungkawa, karena ibunda Riza Chalid, Hajah Siti Hindun binti Ali Alkatiri tutup usia.

Tak banyak komentar dari 3 pimpinan DPR itu. Pengamanan di rumah Riza pun sangat ketat, sehingga sulit mengabadikan aktivitas di rumah tersebut.

Setelah disalatkan di rumah duka, jenazah ibunda Riza langsung dibawa ke Taman Pemakaman Jeruk Purut Kav A2, Jakarta Selatan.

Selain 3 pimpinan DPR itu, mantan Ketua Umum PAN Hatta Rajasa, dan Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Bali Aburizal Bakrie atau Ical juga melayat. Politisi lainnya yang datang adalah mantan Presiden PKS Anis Matta, dan Politisi Partai Golkar Nurul Arifin.


Setya Novanto dan Azis Syamsuddin yang menumpangi mobil dinas berpelat nomor RI 6 itu, ikut mengiringi jenazah ke pamakaman. Setelah itu, Aburizal yang menumpangi sedan hitam bernomor polisi B 1907 A.

Sementara, rumah duka kini sepi dari pelayat. Karangan-karangan bunga yang terpajang di sepanjang rumah duka juga sudah dibersihkan.

Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Sudirman Said pada Senin 16 November lalu melaporkan anggota DPR berinisial SN atau diduga Setya Novanto ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD).

Laporan itu terkait dugaan pencatutan nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (Jokowi-JK), yang diduga untuk membahas perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia. Setya Novanto disebut-sebut melakukan pertemuan bersama seorang pengusaha dan bos Freeport.

Namun politikus Partai Golkar yang akrab disapa Setnov ini membantah tudingan miring ini. Menurut dia, sebagai pimpinan DPR dirinya sangat menjaga etika. Dia juga mengaku tidak pernah bertemu Sudirman Said. (Rmn/Mvi)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya