Liputan6.com, Malang - Aktivitas vulkanik Gunung Bromo yang terus meningkat sejak Oktober lalu menyebabkan kunjungan wisatawan menurun drastis. Biasanya, gunung setinggi 2.329 meter di atas permukaan laut itu dikunjungi ribuan orang per hari, namun kini hanya ratusan orang saja.
Â
Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) Ayu Dewi Utari mengatakan, Bromo biasanya dikunjungi 2.000 orang per hari saat normal. Namun sejak statusnya naik, hanya ratusan orang saja yang datang.
Â
"Kondisi Bromo saat ini tidak terelakkan. Tidak apa-apa kalau target kunjungan wisatawan tidak tercapai," kata Ayu di Malang, Jawa Timur, Selasa (8/12/2015).
Baca Juga
Ayu menyebutkan BB TNBTS awalnya menargetkan kunjungan wisatawan ke Bromo dan Semeru pada 2015 ini sebanyak 600 ribu orang. Terdiri dari 560 ribu wisatawan domestik dan 40 ribu turis mancanegara. Namun sampai Oktober lalu, wisatawan yang datang tercatat baru 435 ribu orang. Berbeda jauh dengan periode yang sama di tahun lalu yang berjumlah 570.145 orang.
"Ini kondisi alamiah yang tak bisa dihindari oleh manusia. Penutupan juga demi keselamatan wisatawan itu sendiri," ujar Ayu.
Â
Aktivitas vulkanik Gunung Bromo mulai naik pada 30 Oktober lalu. Saat itu, petugas pos pantau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat ada kenaikan gempa tremor. Pada 12 November, aktivitas vulkanik kembali meningkat dan status Bromo berada pada Waspada level II dengan jarak aman sejauh 1 kilometer dari pusat kawah. Â
Â
Status Bromo naik menjadi siaga level III pada 4 Desember lalu. Masyarakat dilarang mendekat dalam radius 2,5 kilometer dari kawah. Kaldera Bromo yang terdiri dari lautan pasir, savana dan kawah pun ditutup untuk kegiatan pariwisata. Semua jalur masuk ke Bromo, kecuali melalui Wonokitri, Pasuruan, ditutup oleh BB TNBTS.
Â
"Dampak ini tentu juga dirasakan oleh masyarakat di sekitar Bromo dan Semeru yang bergerak di sektor jasa pariwisata," pungkas Ayu.