Temui Ribuan Kades, Jokowi Ingatkan Penggunaan Dana Desa

Jokowi menjanjikan kenaikan dana desa dari Rp 20 triliun pada 2015 menjadi Rp 47 triliun pada tahun depan.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 26 Des 2015, 18:12 WIB
Diterbitkan 26 Des 2015, 18:12 WIB
20151226-Jokowi-Kepala Desa-Dana Desa-Boyolali
(Liputan6.com/Luqman Rimadi)

Liputan6.com, Boyolali - Presiden Joko Widodo atau Jokowi bertemu lebih dari 1.000 kepala desa dari seluruh provinsi Indonesia di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah.

Dalam silaturahmi ini, Jokowi menjanjikan kenaikan dana desa dari Rp 20 triliun pada 2015 menjadi Rp 47 triliun pada tahun depan.

"Dana desa tahun ini Rp 20 triliun, tahun depan ini dianggarkan di APBN jadi Rp 47 triliun. Artinya, ada peningkatan kenaikan lebih dari 100%," ujar Jokowi dalam pidato sambutannya, Sabtu (26/12/2015). ‎

Jokowi menjamin akan ada kenaikan jumlah dana desa setiap tahunnya. Bahkan, bisa sampai Rp 80 triliun. Kenaikan jumlah dana desa setiap tahun perlu dilakukan, agar peredaran uang di desa semakin banyak.‎

"Karena itu, uang yang sudah ditransfer di desa jangan sampai keluar lagi dari desa, supaya kalau orang Jawa bilang, muleg, berputar di desa saja. Maka, betul-betul kurangi material-material yang belinya di kota," imbau Presiden.

Kendati ada peningkatan cukup drastis, Jokowi mewanti-wanti agar para kepala desa berhati-hati merencanakan dan mengelola dana desa.

Dia juga mengimbau agar tiap dana yang keluar untuk pembangunan desa ditulis secara terperinci, dan diumumkan secara transparan kepada warga desa. ‎

"Saya setuju dengan Gubernur Jawa Tengah. Kalau mendapatkan anggaran tahun depan Rp 1,2 miliar misalnya, tulis 'menerima anggaran dari pemerintah Rp 1,2 miliar'," ujar Jokowi mencontohkan.

"Digunakan untuk apa, tulis, irigasi berapa, jalan berapa. Tempel di papan informasi di setiap RT dan RW. Ini keterbukaan," tegas Jokowi.

Memotivasi Petani

Jokowi juga meminta kepala desa memotivasi para petani, agar mengembangkan produk lokal dan meningkatkan kualitas produksinya. Sebab, ke depan persaingan tidak lagi terjadi antardesa, kota, atau provinsi, namun antarnegara.

"Ke depan kita akan hadapi yang namanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Enggak ada lagi batas. Jadi jangan lagi pakai pola-pola kerja lama. Zaman sudah beda, kalau kita masih pakai itu, negara jadi taruhan‎," pungkas Jokowi.
‎
Acara ini dihadiri Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar, politikus PDI P Budiman Sudjatmiko dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Turut hadir pula 2 anggota DPR dari Fraksi PDI P Aria Bima dan Budiman Sudjatmiko.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya