Awasi WNI Pulang dari Suriah, Pemerintah Lirik Cara Malaysia

Salah satu yang menarik perhatian pemerintah yaitu model pengawasan yang dilakukan pemerintah Malaysia dan Singapura.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 20 Jan 2016, 02:50 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2016, 02:50 WIB
20151001- Pramono Anung-Jakarta
Sekretaris Kabinet Pramono Anung usai melakukan pertemuan tertutup dengan Ketua DPR Setya Novanto di Gedung DPR, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (1/10/2015).(Liputann6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan bahwa pemerintah berencana akan mengawasi sejumlah WNI yang kembali ke Tanah Air dari Suriah.

Namun, mengenai sistem pengawasannya, pemerintah masih melakukan pengkajian. Salah satu yang menarik perhatian pemerintah yaitu model pengawasan yang dilakukan pemerintah Malaysia dan Singapura.

"‎Kalau di negara lain, Malaysia dan Singapura, begitu yang bersangkutan kembali dari Suriah, mereka diberi gelang, bisa dipantau. Nah, Indonesia bagaimana caranya, nanti akan kita pikirkan," ujar Pramono di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, (19/1/2016).

‎Dengan cara itu, menurut Pramono pemerintah Malaysia dan Singapura dapat secara efektif mengawasi ke manapun warganya yang dicurigai menganut paham radikal. Lalu, apakah apakah cara tersebut dapat dilakukan di Indonesia?

Menurut dia, apa yang dilakukan 2 negara itu dalam mengawasi warganya yang kembali dari Suriah hanya contoh dan bukan berarti Indonesia juga akan meniru kebijakan negara serumpun itu.

"Bukan (Indonesia akan meniru Malaysia), itu hanya contoh. Pastinya 2 poin yang akan dimasukkan, pencegahan, yang terindikasi bisa dicegah, dan deradikalisasi," kata Pramono.

Dia pun memastikan bila aturan pengawasan terhadap warga yang kembali dari Suriah tidak akan bertentangan dengan HAM. Aturan pengawasan warga dengan memberi gelang atau tanda khusus itu pun sulit dilakukan karena tidak adanya landasan hukum.

"Di kita tidak ada payung hukumnya, padahal kita tahu ada seratusan yang kembali dari sana (Suriah) ke Tanah Air," pungkas Pramono. ‎

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya