Kulit Kabel Bikin Sebel

Ahok menilai banjir di Jakarta belakangan ini dikarenakan ada oknum yang sengaja membuat aliran air tersumbat.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 03 Mar 2016, 00:05 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2016, 00:05 WIB
20160229-Ini Biang Keladi Banjir di Jakarta-Jakarta
Petugas kebersihan menata bungkusan kabel yang menyumbat saluran air di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (29/2). Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan adanya dugaan sabotase banjir akibat limbah kulit kabel itu. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Masalah banjir Jakarta seakan tidak ada habisnya. Terbaru, genangan kembali mengepung sejumlah titik wilayah Jakarta akibat guyuran hujan beberapa hari terakhir. Salah satu wilayah yang turut tergenang adalah istana negara, tempat Presiden Jokowi tinggal.

Sontak kondisi ini membuat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok curiga. Sebab, istana adalah area ring I yang tingkat keamanan, termasuk dari serangan banjir, berada di urutan pertama. 

Ahok menilai banjir dan genangan yang terjadi di Jakarta belakangan ini, termasuk di kawasan istana presiden tidak serta merta karena tidak mengalirnya air lantaran saluran yang sempit. Tapi, ada oknum yang sengaja membuat aliran air tersumbat.

Hasilnya, Ahok menemukan sumbatan berupa kulit kabel di Jalan Medan Merdeka Selatan.

Ahok mengatakan, sudah menemukan dugaan sabotase itu sejak 2014. Tapi, lokasinya ada di Jalan Medan Merdeka Barat, kemudian langsung dibersihkan.

Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) (Liputan6.com)

"Makanya kita nggak tahu, suruh selidiki," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Selasa 1 Maret 2016.

Sebelum di Medan Merdeka Selatan, temuan aneh lainnya sudah pernah muncul di kawasan Fatmawati. Petugas menemukan ada portal jalan dan ban bekas di dalam saluran. Petugas pun langsung mengangkat sampah tak lazim itu.

"Contoh lagi Pasar Gembrong, jelas enggak bisa jawab saya sekarang, semua underpass saya suruh kirim foto, kita ada WA (WhatsApp) grup. Begitu hujan gerimis 24 jam mesti kirim foto. Mana mesin mati? Mesin mati kirim pompa. Pasar Gembrong alasannya digigit tikus. Begitu saya datang ternyata kebalik kabelnya. Dia bilang habis diservis. Lalu dia bilang kabel terbakar. Siapa yang bakar? Dia bilang bakar sampah. Yang di Dukuh Atas itu kabel dipotong lho," tutur Ahok.

Sekarang, kata dia, tugas petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) ketika hujan adalah berkeliling ke lapangan untuk melihat genangan ada di mana saja. Kalau genangan disebabkan sungai meluap, petugas langsung membuat laporan dan dianalisis solusi yang tepat untuk menangani hal itu.

Petugas kebersihan mengumpulkan bungkusan kabel yang menyumbat saluran air di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (29/2). Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan adanya dugaan sabotase banjir akibat limbah kulit kabel itu. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Lapor Polisi

Ahok memastikan Dinas Tata Air sudah melaporkan temuan ini ke kepolisian.

Peristiwa serupa sebenarnya sudah pernah terjadi di Jalan Medan Merdeka Timur pada 2014 dan sudah dibereskan. Rupanya muncul genangan baru di lokasi baru yang berimbas pada tergenangnya Istana Merdeka.

"Saya pikir mana mungkin Jalan Medan Merdeka, ring ini tergenang. Orang Waduk Pluit (tinggi air) -2. Pompa Pasar Ikan semua beres. Mana mungkin ada genangan. Selama sana beres, sini enggak mungkin ada genangan. Makanya saya curiga, jangan-jangan apa ada, eh benar," jelas Ahok.

Ahok tidak bisa memastikan siapa pemilik kabel-kabel itu termasuk dugaan kesengajaan menaruh tumpukan kabel di lokasi itu.

"Makanya kita suruh PPSU, mana ada genangan cek. Sekarang ada genangan juga musti turun. Ya saya bersyukur hujan gede mulu, ya bagus, kita tes," kata Ahok.

Petugas kebersihan menarik bungkusan kabel yang menyumbat saluran air di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (29/2). Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan adanya dugaan sabotase banjir akibat limbah kulit kabel tersebut (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Tanggapan Polisi

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meminta polisi menyelidiki temuan kulit kabel di saluran air di Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Diduga, kulit kabel tersebut penyebab banjir di depan Istana Merdeka.

Lalu, jeratan hukum apa yang disiapkan polisi bila dari temuan tersebut terindikasi pidana? Apakah polisi akan menjerat pasal sabotase yang bermaksud mencelakai orang?

"Kita tidak berandai-andai. Tim masih di lapangan, masih penyelidikan untuk mengumpulkan keterangan apakah ada unsur pidana atau tidak dari temuan tersebut," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda Metro Jaya Komisaris Besar Mujiyono saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Rabu 2 maret 2016.

"Kita sesuai fakta hukum, nanti bergantung temuan di lapangan," dia menambahkan.

Mujiyono mengatakan, pihaknya tidak memberikan batas waktu dalam penyelidikan ini. "Kita inginnya lancar dan mudah-mudahan lancar, tapi ya ada saja kendala lapangan," ujar Mujiyono.

Kontraktor Akan Diperiksa

Banjir akibat meluapnya Sungai Cimanceri, memutus akses jalan di Kecamatan Tigaraksa, Tangerang.

Polda Metro Jaya membentuk tim khusus yang diawaki para penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya. Mereka akan mengusut laporan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tentang temuan kulit kabel listrik yang menutupi saluran drainase.

"Kita sedang membentuk tim dari Ditkrimsus Polda Metro bersama dengan dari Sudin (Suku Dinas) Tata Air, PLN untuk melihat apakah ini (kulit kabel listrik di gorong-gorong) barang lama atau barang baru," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu 2 Maret 2016.

Menurut dia, informasi awal yang diperoleh kepolisian, pada 2009 dan 2014 silam ada pengerjaan proyek infrastruktur di lokasi ditemukannya kulit kabel listrik. Yaitu Jalan Medan Merdeka Selatan. Dari situ polisi akan memeriksa pihak kontraktor seputar penyebab kulit kabel listrik tertinggal.

"Info sementara kami mengatakan itu barang lama. Pernah ada tahun 2009 atau 2014, ada yang melakukan pembangunan di sana kemudian kemungkinan kabel itu kelupasan kulitnya ini enggak terangkat. Kalau enggak terangkat kenapa? Kita akan cek sampai ke kontraktornya," terang Tito.

Dari hasil pemeriksaan itu, polisi berharap dapat menemukan fakta kulit kabel listrik tersebut sudah lama di dalam saluran air atau baru diletakkan,

"Intinya kita harus jawab ini sebetulnya barang baru atau barang lama. Kalau barang lama, kenapa nggak diangkat? Kalau barang baru, untuk apa maksudnya?"

16 Truk Kulit Kabel

Sampah kulit plastik yang dibuang sembarangan ini telah menyumbat saluran air sehingga memicu banjir.

Dinas Tata Air DKI Jakarta terus menelusuri setiap gorong-gorong yang ada di Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, untuk mencari kulit kabel penyebab banjir istana.

"Kemarin ada 12 truk, sampai dengan sore ini sudah ada 16 truk angkut kulit kabel," kata Kepala Dinas Tata Air Teguh Hendarwan, saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu 2 Maret 2016.

Temuan tersebut, Teguh mengatakan, baru berasal dari satu titik Jalan Merdeka Selatan. Kemungkinan di lokasi lain, ia mengatakan, pihaknya masih harus menuntaskan betul gorong-gorong di Medan Merdeka Selatan bersih dari si 'Biang Kerok' banjir.

Disinggung ada dugaan disengaja atau tidaknya ihwal kulit kabel tersebut dibuang di saluran air, Tegun enggan berspekulasi.

"Saya serahkan semuanya ke Krimsus (Direktorat Reserse Kriminal Khusus) untuk menyelidikinya. Apakah ada kesengajaan atau tidak," kata Teguh.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya