Liputan6.com, Jakarta - Badan Narkotika Nasional (BNN) menggandeng grup musik Slank untuk kampanye anti-narkoba di Indonesia, khususnya di kalangan anak muda.
"BNN bekerja sama dengan seluruh elemen, dan kali ini BNN bekerja sama dengan musisi (Slank). Sedang berjalan. Kita akan menyuarakan antinarkoba melalui strata yang sama, agar lebih efektif," kata ketua BNN Budi Waseso, di Kantor BNN, Cawang, Kamis (17/3/2016).
Baca Juga
Pria yang akrab disapa Buwas ini menyatakan, Slank punya banyak fans di kalangan anak muda. Menurut dia, jika seruan anti-narkoba disuarakan kalangan yang tingkat stratanya sama, akan lebih didengar dan direspon.
Advertisement
Baca Juga
"Kalau kami menyampaikan langsung soal narkoba, tidak lebih efektif dibanding golongan seusianya. Nanti anak SD menyampaikan bahaya narkoba kepada anak SD. SMP dengan SMP. Sistemnya mulai saya lakukan perubahan," kata dia.
Buwas mengatakan, dengan masa lalu Slank yang sempat terjerat narkoba, seruan anti-narkoba akan lebih didengar generasi muda.
"Kalau saya yang sampaikan, nanti dibalikin lagi, Pak Buwas tahu apa sih tentang narkoba? Tapi kalau Slank yang sampaikan, mereka akan mengerti karena Slank pernah mengalaminya," pungkas Buwas.
Slank Apresiasi
Slank berterima kasih atas undangan BNN. Dalam kesempatan itu, grup musik kenamaan ini mengapresiasi BNN yang berani menangkap kepala daerah pengguna narkoba.
"Awalnya hanya sekadar ingin makan bersama, tapi mendengar informasi kemarin, Slank juga mengapresiasi BNN yang telah tegas menangkap bupati yang terlibat narkoba," kata Bimbim.
Bagi Slank, langkah yang telah dilakukan BNN tersebut membuktikan bahwa narkoba tidak hanya menyerang rakyat biasa.
"Dari awal Slank sudah katakan, narkoba itu tidak hanya digunakan rakyat biasa, tapi aparat hingga pejabat. Dari hulu hingga hilir sudah terlibat narkoba. Thanks, Pak Buwas," lanjut Bimbim.
Apresiasi Slank terhadap pemberantasan narkoba juga dituangkan dalam 3 lagu ciptaan mereka, berjudul 'Samber Gledek', 'Balikin', dan 'Ku Tak Bisa'.
"Kita kasih bonus manggung di sini karena BNN nangkep kepala daerah," pungkas Bimbim.