Cak Imin: Jokowi Jadi Presiden Berkat Dicintai Rakyat

Menurut Cak Imin, demokrasi di Indonesia berawal dari tumbangnya rezim Soeharto.

oleh Oscar Ferri diperbarui 23 Apr 2016, 23:48 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2016, 23:48 WIB
20151014-PKB Berterima Kasih, Jokowi Tepati Janji Tetapkan Hari Santri
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. (Liputan6.com/Silvanus Alvin)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengutarakan pemikirannya soal pematangan demokrasi Indonesia di hadapan puluhan pimpinan partai politik se-Asian di acara International Conference of Asian Political Parties (ICAPP).

Menurut Cak Imin, sapaan Muhaimin Iskandar, demokratisasi di Indonesia berawal dari tumbangnya rezim otoriterian di bawah pimpinan Soeharto. Demokrasi itu menjadi tonggak awal dimulainya era reformasi.

"Rakyat Indonesia begitu senang. Perjuangan demokrasi dan reformasi menghasilkan menjamurnya partai politik. Bahkan, partai dapat didirikan oleh orang dengan kelompoknya," kata Cak Imin, Jakarta, Sabtu (23/4/2016).

 

Seiring berjalannya waktu, lanjut Cak Imin, puluhan parpol yang berdiri di era reformasi tersebut mengalami kristalisasi dan seleksi alam. Baik melalui Pemilu maupun dukungan langsung dari masyarakat untuk menjadi anggota.

"Pemilu kemudian menyisakan 10 partai yang ada di parlemen saat ini. Namun, demokrasi memiliki dampak positif dan negatif," katanya.

Cak Imin menambahkan, sisi positifnya, masyarakat dapat menentukan sendiri siapa yang dinilai memiliki kemampuan memimpin mereka. Apakah mereka tokoh di pusat maupun daerah. Dia pun menyebut, Presiden Joko Widodo menjadi pemimpin hasil buah reformasi.

"Contoh nyatanya adalah Presiden Jokowi. Karena dicintai rakyat, ia berhasil menjadi walikota, guburnur, dan presiden dalam waktu singkat," kata dia.

Namun sisi negatifnya, ujar Cak Imin, proses demokratisasi yang baru berjalan ini menghasilkan kematangan sekaligus kebebasan yang kebablasan. Persaingan tak mengenal batas dan etika melahirkan black campaign serta perbuatan negatif lainnya.

"Akan tetapi partai politik sebagai katalisator rekrutmen legislatif semakin menguat dan semakin dewasa sehingga secara bertahap partai politik menjadi pilihan rakyat untuk menyampaikan aspirasi," ucap eks Menteri Tenaga Kerja dan Trasmigrasi ini.

Cak Imin mencatat ada 3 solusi untuk mengatasi euforia berlebihan dampak dari reformasi. Pertama, Undang-Undang harus dipertegas. Kedua, penguatan partai politik sebagai sumber rekrutman legislatif. Ketiga, media massa yang kuat.

"Ketiga poin tersebut dapat menambah kematangan demokrasi jika dijalankan dengan kesungguhan," ucap Cak Imin.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya