Liputan6.com, Bangka Barat - Tradisi Perang Ketupat yang dilakukan masyarakat Desa Tempilang, Bangka Barat, Bangka Belitung, bukanlah wujud permusuhan antarwarga. Tapi, perlambang permusuhan terhadap makhluk halus jahat.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Senin (30/5/2016), tradisi Perang Ketupat adalah tradisi tua warga Tempilang untuk ruwahan desa, sekaligus menyambut bulan suci Ramadan.
Dua regu pemuda masing-masing berjumlah sepuluh orang. Mereka saling berhadapan dan saling melempar bagian badan kelompok lawan dengan ketupat.Â
Advertisement
Baca Juga
Tak ada dendam usai tradisi Perang Ketupat, yang merupakan rangkaian sedekah tolak bala desa dan telah dilakukan turun-temurun. Tradisi ini dipercaya dapat menghindarkan desa dari bahaya ataupun ancaman kekuatan jahat makhluk halus.
Kini, Perang Ketupat menjadi festival rakyat yang ditunggu setiap tahun. Warga hingga wisatawan berbaur, menyaksikan tradisi tua yang menurut sejarah telah dilakukan masyarakat Tempilang Bangka sejak ratusan tahun lampau.