Warga Maki Wali Kota Jakarta Timur di RS Harapan Bunda

Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana dianggap membela Rumah Sakit Harapan Bunda.

oleh Audrey Santoso diperbarui 16 Jul 2016, 18:01 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2016, 18:01 WIB
Korban Vaksin Palsu Marah
Orangtua korban vaksin palsu marah di RS Harapan Bunda Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana terkena amukan orang tua korban vaksin palsu saat berkunjung ke RS Harapan Bunda, Ciracas, Jakarta Timur.

Emosi para orangtua yang sudah meledak sejak pagi terhadap rumah sakit, kian menjadi-jadi saat Bambang meminta mereka agar tidak mendatangi RS Harapan Bunda. Para orangtua cukup pergi ke puskesmas untuk mendapatkan pelayanan keluhan vaksin palsu.

"Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menginstruksikan seluruh Puskesmas, khususnya di Jakarta Timur untuk melayani aduan orangtua yang merasa anaknya menerima vaksin palsu. Nanti kami akan data. Jadi bapak ibu tidak perlu repot-repot ke sini," kata Bambang di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, Sabtu (16/7/2016).

Pernyataan Bambang dianggap warga sebagai bentuk pembelaan kepada rumah sakit. Kontan saja mereka kecewa. Salah satu ibu yang mengaku cucunya sebagai korban, menghardik Bambang sambil menunjuk-nunjuk Bambang. Ia menuding Bambang yang notabene wakil dari warga kota Jakarta Timur, memberikan imbauan yang justru mempersulit mereka.

"Bapak itu wakil kami, Pak. Bapak itu harusnya membela kami, kami korban. Kami rugi biaya, rugi waktu, rugi tenaga. Bapak ini malah suruh kami ke Puskesmas. Harusnya rumah sakit ini yang bertanggung jawab. Bapak ini di pihak mana?" bentak ibu yang mengenakan baju hijau dan kerudung putih di Rumah Sakit Harapan Bunda.

Aksi si ibu mendapat dukungan seluruh orangtua korban. Mereka lalu meneriaki Bambang yang duduk di barisan kursi petinggi Rumah Sakit Harapan Bunda. Pantauan Liputan6.com di lokasi, Bambang menggeleng-gelengkan kepala saat menerima hujatan warga.

Bambang akhirnya mengisyaratkan kepada rumah sakit untuk meninggalkan orangtua korban yang sedang emosi. Melihat hal itu, orangtua korban semakin mengganas dan menggeruduk Direktur Utama (Dirut) RS Harapan Bunda, dokter Fina.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya