Liputan6.com, Jakarta - Ketua MPR Zulkifli Hasan prihatin dengan penghinaan lambang negara yang dilakukan pegiat masyarakat dari Toba Samosir, Sumatera Utara (Sumut), Sahat Safih Gurning. Menurut Zulkifli, hal itu bisa jadi petunjuk ketidakpahaman Pancasila di kalangan generasi muda.
Sebab menjelekkan lambang atau dasar negara tidak dapat dibenarkan apa pun konteksnya. Meski demikian, Zulkifli menilai tindakan tersebut bisa juga terjadi karena pelajaran mengenai wawasan kebangsaan hanya ditugaskan kepada MPR.
Baca Juga
"Sungguh memprihatinkan, mengolok-olok dasar negara itu tidak dibenarkan. Namun dapat dipahami juga sebab pelajaran tentang wawasan kebangsaan saat ini terbatas hanya di MPR, kalau dulu kan ada dalam Pendidikan Moral Pancasila, ada Penataran P4. Sekarang ini hanya di MPR," ujar Zulkifli, Jakarta, Jumat (22/7/2016).
Advertisement
Zulkifli pun mengajak semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat untuk lebih terlibat lagi dalam sosialisasi Pancasila. Bukan sekadar memahaminya, tetapi juga mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
"Kita harap semua pihak terlibat lagi agar hal seperti ini tidak terjadi ke depannya. Pancasila harus dipahami secara lengkap dan utuh oleh masyarakat Indonesia. Ini merupakan tugas besar kita semua, bukan hanya MPR saja," ia menambahkan.
"Kita harus mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari," Zulkifli menandaskan.
Untuk diketahui, Sahat ditahan pihak kepolisian lantaran mengunggah status yang dianggap mengolok-olok Pancasila di laman Facebook miliknya pada April 2016. Dalam tulisannya, Sahat menyebut, Pancasila itu hanya sebagai lambang negara mimpi.