Liputan6.com, Cilacap - Sekitar delapan perempuan dari Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Cilacap demonstrasi menolak eksekusi mati terhadap Merry Utami di depan pintu masuk kompleks Dermaga Wijayapura.
Pantauan Liputan6.com di lokasi, awalnya aksi dilakukan dengan membawa sejumlah pamflet bertuliskan #SaveMerryUtami. Mereka menyampaikan aspirasinya di depan sejumlah petugas kepolisian yang tengah berjaga.
Seorang demonstran, Munzi menolak eksekusi terhadap Merry. Ia menganggap, Merry hanya korban dari sindikat peredaran narkoba. "Apakah Merry benar-benar sindikat narkoba? Tapi kenyataannya Merry adalah korban tindak perdagangan perempuan," kata Munzi dalam orasinya, Kamis (28/7/2016).
Mereka pun meminta Kejaksaan Agung membatalkan eksekusi dan memberi ampunan kepada Merry. "Saya minta hakim untuk bisa memberikan grasi kepada Merry. Dia korban, lihatlah hakim. Adililah yang perlu diadili," ucap dia.
Demo tidak berlangsung lama, sekitar 15 menit kemudian, demonstrasi dibubarkan polisi. Enam demonstran diangkut ke mobil patroli.
Kasubag Humas Polres Cilacap AKP R Bintoro mengatakan kedelapan demonstran itu dibawa ke Mapolres Cilacap guna dimintai keterangan. Sebab, aksi unjuk rasa itu tidak berizin.
"Dibawa ke Polres Cilacap. Ya mau bagaimana, enggak ada izin demonya. Ini kan kita lagi tugas mengawal (eksekusi)," ucap Bintoro singkat di depan Demaga Wijayapura.