Liputan6.com, Tanjung Pinang - TNI Angkatan Laut mengerahkan pesawat intai maritim canggih untuk melacak Tanker Vier Harmoni yang berdasarkan klaim pemerintah Malaysia dibajak di perairan Indonesia.
Pesawat intai produksi PT Dirgantara Indonesia itu lepas landas dari Lanudal Tanjungpinang, Minggu, (21/8/2016) dalam operasi yang dipimpin Asisten Operasional dan Asisten Intelijen Lantamal IV. "Dalam pesawat ini terdapat peralatan canggih. Pesawat intai ini dapat melacak lebih dekat dan jelas," kata Komandan Lantamal IV/Tanjungpinang Laksamana Pertama S. Irawan.
Baca Juga
Pesawat itu mengelilingi seluruh perairan Pulau Bintan, Batam hingga Natuna dengan mengidentifikasi satu per satu kapal-kapal di wilayah-wilayah tersebut.
Advertisement
"Ini yang tampak jelas pada layar monitor. Sejak 17 Agustus 2016 sampai sekarang pencarian dilakukan terus," kata Irawan dilansir dari Antara, Minggu (21/8/2016).
Dia mengatakan seluruh kekuatan TNI AL di darat, laut dan udara dikerahkan untuk melacak Tanker Vier Harmoni yang sampai sekarang belum ditemukan. Berdasarkan analisis, tanker itu tidak dilarikan ke wilayah selatan lantaran dijaga ketat oleh TNI AL.
"Hasil analisis, pengumpulan data dan informasi, kuat dugaan tanker itu dilarikan ke wilayah utara," ujar Irawan.
Pencarian dilakukan setelah Lantamal IV/Tanjungpinang menerima laporan Tanker MT Vier Harmoni yang memuat 900 KL solar dilarikan oleh anak buah kapal.
Irawan menindaklanjuti laporan itu dengan membentuk tim gabungan TNI AL yang mengerahkan KRI baik di bawah kendali Gugus Tempur Laut Armada Barat maupun di bawah Gugus Keamanan Laut Wilayah Barat.
"Tim Western Fleet Quick Response WFQR serius menelusuri keberadaan kapal tersebut," ujar Irawan.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNIÂ Ade Supandi sebelumnya mengatakan kapal tersebut dibawa kabur anak buah kapal (ABK).
"Kan bisa jelek nama Indonesia jika ditulis pembajakan. Yang kami dapati sementara itu, (kapal) dibawa lari ABK, dan belum terdeteksi di wilayah perairan Indonesia," ujar Ade di Kolinlamil Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat, 19 Agustus 2016.
Ade menjelaskan, tidak ada tindak kekerasan dalam aksi membawa kabur kapal minyak tersebut. Bahkan, koordinasi yang erat antara prajurit TNI AL di Armada wilayah barat dengan Badan Penegakan Maritim Malaysia (MMEA) tetap terjalin.
"Enggak mungkin dibajak, kapten kapal sudah dua kali menghubungi agennya, untuk menginformasikan kapal akan dibawa kembali ke Batam, karena adanya masalah internal di perusahaan," dia menjelaskan.
Ade menduga, kemungkinan terbesar adalah tak dibayarnya upah ABK, atau hal lain yang bersangkutan dengan internal perusahaan. "Kita sudah jelaskan, itu bukan pembajakan, mungkin saja ABK-nya enggak digaji. Yang jelas, itu internal perusahaan," ia menegaskan.
Kapal tanker MT Vier Harmoni yang tengah membawa 900 ribu liter diesel senilai 1,57 juta Ringgit Malaysia atau setara Rp 5,1 miliar itu, hilang di perairan dekat Pelabuhan Kuantan, Malaysia. Belakangan, kapal MT Vier Harmoni ternyata berbendera Indonesia, bukan Malaysia.