Tiga Pekan Terlantar, Penumpang Kapal Mengamuk

Kesal tiga pekan terlantar, para penumpang kapal di Pelabuhan Slamet Riyadi Ambon, Maluku, mengamuk. Petugas pelabuhan belum berani memberangkatkan penumpang karena gelombang laut masih tinggi.

oleh Liputan6 diperbarui 22 Jan 2010, 13:52 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2010, 13:52 WIB
100122terk3_protespelabuhan.jp
Liputan6.com, Ambon: Kesal tiga pekan terlantar di pelabuhan, para penumpang kapal di Pelabuhan Slamet Riyadi Ambon, Maluku, Jumat (22/1) siang, mengamuk. Kericuhan antara para calon penumpang tujuan Pulau Buru yang dibantu mahasiswa dengan petugas terjadi di depan pintu masuk kantor administrasi pelabuhan (Adpel).

Para calon penumpang ini marah lantaran selama ini mereka terlantar tanpa kepastian jadwal keberangkatan dari kantor Adpel. Padahal, para anak buah kapal dan petugas pelabuhan sudah siap memberangkatkan kapal. Sedangkan petugas Adpel beralasan tak bisa memberangkatkan kapal karena Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) masih mengeluarkan peringatan cuaca buruk.

Peringatan BMKG itu sudah berlangsung sejak akhir Desember 2009. Ketinggian gelombang di perairan Maluku yang mencapai empat hingga lima meter dianggap berbahaya untuk kapal-kapal antarpulau [baca: Gelombang Tinggi, Kapal Dilarang Berlayar].(BOG)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya