Liputan6.com, Padang - Tujuh gempa bumi yang mengguncang Sumatera Barat (Sumbar) pada Selasa, 27 September 2016, adalah akibat pergerakan seismik biasa. Menurut Kepala Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Padang Panjang Rahmat Triono, gempa tersebut bersumber dari darat dan aktivitas lempeng tektonik.
"Yang di Bukittinggi diakibatkan oleh sumber gempa darat, Sesar Sumatera (Segmen Sianok)," ucap Ramat Triyono kepada Liputan6.com di Padang, Sumbar, Selasa malam, 27 September 2016.
Baca Juga
Gempa bumi 4 skala Richter (SR) yang terjadi di Bukittinggi pada Selasa pukul 12.38 WIB di 7 kilometer sebelah timur laut Bukittinggi dengan kedalaman 10 kilometer memicu gempa susulan dengan magnitude kecil. Tercatat lima gempa berpusat di Sesar Sumatera.
Advertisement
Sedangkan gempa keenam dan ketujuh bersumber dari pergerakan lempeng subduksi tektonik di lepas Pantai Padang dan Pariaman. Namun, Triyono membantah dua gempa di lepas pantai tersebut dipicu dari gempa Segmen Singkarak.
"Tidak, sumber gempanya berbeda," kata dia.
Sejauh ini tidak ada laporan kerusakan pasca gempa 4 SR di Bukittinggi yang dirasakan dengan skala II MMI. "Tidak ada laporan, aman, kayaknya gempa intensitasnya kecil tidak merusak," kata Tim Ahli Pusat Pengendali Operasi BPBD Sumbar, Ade Edward.
Gempa dengan skala II MMI dirasakan cukup kuat oleh masyarakat Bukittinggi. Warga sempat ke luar dari rumah saat gempa terjadi. "Lumayan berayun-ayun," ujar Azmi, warga Bukittinggi kepada Liputan6.com.
Ia mengaku sempat ke luar rumah saat gempa bumi terjadi.