Korban Banjir Garut Butuh Rumah Deret Dibandingkan Rumah Susun

Politikus Partai Hanura ini pun mendorong agar Kementerian Perumahan Rakyat membuat perumahan yang layak atau rumah berjajar sementara.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 29 Sep 2016, 23:43 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2016, 23:43 WIB
Miryam
Korban banjir Garut. (Liputan6.com/Devira Prastiwi)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi V DPR Miryam S Haryani mengapresiasi langkah pemerintah yang cepat tanggap mencarikan solusi tempat tinggal‎ bagi korban banjir bandang Garut, Jawa Barat dengan rencana membangun rumah susun.

Namun, menurut Miryam yang berasal Jawa Barat, rumah susun tak cocok untuk warga bantaran Sungai Cimanuk itu. Ditambah, kultur yang tak sesuai dengan masyarakat Sunda.

"Rusun itu untuk orang Sunda tidak tepat. Memang bagus rencananya, tapi pemerintah harus melihat secara kultur juga. Orang Sunda itu yang penting ada halaman dan tanah, bukan soal temboknya," ujar Miryam saat meninjau lokasi banjir bandang di Kampung Sindangheula, Garut, Jawa Barat, Kamis (29/9/2016).‎

Politikus Partai Hanura ini pun mendorong agar Kementerian Perumahan Rakyat membuat perumahan yang layak atau rumah berjajar sementara. Meskipun sejauh ini, ia menilai penanganan terhadap korban terdampak banjir sudah cukup bagus.

"Kan ada program perumahan rakyat. Ini jadi prioritas. Jangan pencitraan saja, tapi action-nya. Kapan ini dibangun rumah warga. Korban banjir bandang Garut ini butuh rumah deret dibandingkan rumah susun setelah saya menemui mereka," ujar Miryam.

Ketua DPP Srikandi Partai Hanura ini juga meminta agar pemerintah tidak menyamakan korban banjir Garut dengan korban banjir di Jakarta.

"Mereka bukan pendatang yang bisa direlokasi karena tinggal di bantaran kali. Tapi ini memang permukiman warga yang tak pernah banjir," Miryam menandaskan.

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya