Liputan6.com, Jakarta Gadis Julianti Permatasari, ibu dari Bastian Emeraldi, balita yang meninggal dianiaya pengasuhnya, Yuniarti, di Kebagusan, Jakarta Selatan, sempat dibohongi suami si pengasuh bahwa anaknya meninggal lantaran menderita penyakit paru-paru basah.
Gadis menerima kabar dari Yuniarti pada Selasa malam 22 November 2016 bahwa anak bungsunya itu sedang sakit. Tak lama kemudian, orangtua Yuniarti menjemput di tempat kerjanya.
"Posisi saya lagi kerja. Saya dijemput untuk ke Cilangkap (rumah Yuniarti). Pas saya sampai rumahnya, saya ngelihat anak saya udah kaku, enggak napas lagi," kata Gadis di Malporesta Depok, Jumat (25/11/2016).
Advertisement
Gadis sangat terpukul melihat anaknya sudah terbujur kaku. Terlebih, ketika melihat di sebagian tubuhnya terdapat luka lebam.
Padahal sehari sebelumnya atau Senin 21 November 2016, anaknya dalam kondisi sehat. Anaknya juga tidak punya riwayat mengidap penyakit.
"Pas saya tanya kronologisnya, gimana bisa anak saya sampai meninggal, kata suaminya (Yuniarti) tadi Geral (korban) dibawa ke kamar mandi untuk pipis, untuk dibersihkan. Gak lama Geral muntah-muntah terus pingsan," kata dia.
"Terus kami bawalah ke klinik. Dia bilang kata dokter di klinik menyatakan anak saya paru-paru basah," sambung Gadis, menirukan suara suami Yuniarti.
Sementara, Kasat Reskrim Polresta Depok Komisaris Teguh Nugroho mengatakan, awalnya Yuniarti tak mengakui perbuatannya. Namun, karena kepiawan penyidik menginterogasi, dan dikuatkan keterangan para saksi, pengasuh bayi tersebut tak bisa mengelak.
"Pelaku tadi tidak mengakui bahwa dia melakukan penganiayaan," ujar Teguh.
Polresta Depok telah menetapkan Yuniarti sebagai tersangka kasus dugaan penganiayaan Bastian Emeraldi, balita dua tahun yang tinggal bersama orangtuanya di Kebagusan, Jakarta Selatan.
Yuniarti merupakan pengasuh dari balita tersebut. Ia menghabisi nyawa Bastian lantaran kesal dan menganggap anak majikannya itu tidak patuh.