Pasca-Tragedi Kapal Zahro, Menhub Akan Ubah Manifes secara Online

Menhub Budi juga menyoroti soal akses menuju Pelabuhan Kali Adem yang dinilai tak layak.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 04 Jan 2017, 07:22 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2017, 07:22 WIB
201611228-Terminal-Pulo-Gebang-Jakarta-Budi-Karya-FF
Menhub Budi Karya memberi sambutan saat soft launching peresmian Terminal Bus Pulo Gebang Jakarta, Rabu (28/12). Terminal ini disebut-sebut sebagai yang terbesar se-Asia Tenggara, dan akan dijadikan basis utama bus-bus AKAP. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Pasca-tragedi Kapal Zahro Expres, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengaku, pihaknya tengah menggodok pembaharuan catatan daftar penumpang dari sitem manual ke online.

Budi berharap dengan pembaharuan itu tak ada lagi penyelundupan penumpang dalam perjalanan, khususnya angkutan laut. Manifes atau catatan daftar penumpang dengan sistem online, ke depan juga berlaku untuk kapal ojek.

"Kita lagi akan usahakan nanti ada sistem yang setidaknya lebih mumpuni, di antaranya nanti itu seperti online. Suatu yang tidak ada lagi orang nampung, terus nanti disatukan ‎ke tempat yang lain," kata Budi di Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa 3 Januari 2017.

Budi juga menyoroti soal akses menuju Pelabuhan Kali Adem yang dinilai tak layak. Menurut dia, pelabuhan yang dikelola Dishub DKI ini perlu banyak perbaikan. Karena itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta terkait pengelolaan pelabuhan ini.

"Makanya kita akan koordinasikan dengan DKI, kalau DKI itu sediakan tempat, menyediakan pelabuhan agar lebih baik pencapaiannya, itu suatu hal yang penting yang diperhatikan. Tidak hanya berurusan dengan kapal tapi aksesbilitas, ya. Tadi juga saya kaget masuk ke sini banjir," ujar dia.

Budi menyadari, proses penyatuan pengelolaan Pelabuhan Kali Adem tak semudah membalik telapak tangan. Tapi, jika nanti dikelola bersama akan lebih menjamin keselamatan penumpang.

"Ini tidak bisa begitu saja untuk menyatukan, ini kewenangannya DKI, ya. Perhubungan itu hanya cenderung ke bagian keselamatannya, ya. Tapi memang benar dapat mungkin bisa disatukan agar pengawasannya jauh lebih baik dari sebelumnya," Budi menandaskan.

KM Zahro Expres tujuan Pulau Tidung tiba-tiba terbakar setelah berlabuh sekitar satu mil dari Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, pada Minggu 1 Januari 2017, sekitar pukul 08.30 WIB.

Akibat kebakaran tersebut, 23 penumpang dinyatakan meninggal, 17 luka-luka, 17 hilang, dan lebih dari 200 lainnya selamat. Sedangkan nahkoda dan anak buah kapal atau ABK Zahro Expres diduga menyelematkan diri saat insiden terjadi.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih menyelidiki penyebab kebakaran tersebut. Namun penyelidikan sementara, ada dugaan kelalaian dalam insiden maut Zahro Expres.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya