Habibie: Bukan Negara Islam, Demokrasi Indonesia Berkembang

Presiden ke-3 RI BJ Habibie optimistis dengan demokrasi di Indonesia yang berkembang semakin baik dan lebih maju usai Pilkada 2017.

oleh Liputan6 diperbarui 17 Feb 2017, 11:06 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2017, 11:06 WIB
BJ Habibie
BJ Habibie. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden ke-3 RI BJ Habibie optimistis dengan demokrasi di Indonesia yang berkembang semakin baik dan lebih maju usai digelarnya Pilkada serentak 2017. Ia pun menegaskan bahwa Indonesia bukanlah negara Islam.

"Walaupun masyarakat Indonesia adalah masyarakat terbesar yang beragama Islam, ini bukan negara Islam. Negara demokrasi, yang ditentukan oleh rakyat. Wawasan dan kehendak rakyat disampaikan rakyat melalui mekanisme sistem yang kita namakan demokrasi. Ada negara-negara yang demokrasi, tetapi pelaksanaanya tidak seperti kita saat ini," kata Habibie di Jakarta.

"Saya optimistis melihat pengembangan dan berkembangnya demokrasi di Indonesia," imbuh dia.

Menurut Habibie, berkembangnya demokrasi di Indonesia salah satunya tecermin dari lancarnya pemungutan suara Pilkada yang secara serentak digelar pada 15 Februari 2017.

"Debatnya baik dan diserahkan kepada rakyat sendiri yang makin lama makin berkualitas hidup, yang berarti pemerataan keadilan, berjalan baik, tetapi belum sempurna," kata Habibie seperti dikutip dari Antara, Jumat (17/2/2017).

Menanggapi Pilkada DKI Jakarta 2017 yang mendapat sorotan banyak kalangan, Habibie pun menilai wajar. "Pemilihan di Jakarta yang mendapat perhatian bukan saja dari seluruh bangsa Indonesia, tetapi dunia. Alasannya adalah bahwa bangsa Indonesia adalah suatu bangsa yang pluralistik," Habibie memungkasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya