7 WNI Jadi Buron Kasus Terorisme di Filipina

Polri sebelumnya telah menambah pasukan ke wilayah perbatasan Indonesia dan Filipina.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 31 Mei 2017, 14:24 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2017, 14:24 WIB
20170529- Selamatkan Diri Warga Marawi Pasang Bendera Putih-AP-0
Rombongan warga Marawi yang menyelamatkan diri dari pertempuran antara pasukan pemerintah dengan kelompok Maute, Filipina, Senin (29/5). Bendera putih dipasang agar mereka tidak diserang oleh pasukan pemerintah. (AP Photo / Bullit Marquez)

Liputan6.com, Jakarta - Tujuh warga Indonesia dipastikan menjadi buron kepolisian Filipina atas kasus terorisme. Bahkan, Kepolisian Filipina telah memublikasikan empat dari tujuh nama dan foto WNI itu ke akun Facebook mereka sejak Senin, 29 Mei 2017, lalu.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul membenarkan adanya informasi itu.

"Benar. Kami juga sudah terima informasi itu. Informasi dari kepolisian Filipina," ujar Martinus, di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (31/5/2017).

Martinus menambahkan, keempat WNI yang telah dinyatakan terlibat kasus terorisme di Filipina yaitu AIY (25), YHT (31), AS (32), YPW (21). Polri, kata Martinus, akan segera menindaklanjutinya.

"Segera kami sebar informasinya lagi dan tindaklanjuti," ucap Martinus.

Sementara, tiga WNI lainnya dicurigai telah bergabung dalam kelompok teror di Filipina. Adapun ketiga terduga teroris tersebut berinisial MJF (26), MG (22), dan MIS (21).

"Namun, terkait keberadaannya, apakah masih di Filipina atau sudah di Indonesia kami belum tahu," tambah Martinus.

Polri sebelumnya telah menggeser pasukan ke wilayah perbatasan Indonesia dan Filipina. Langkah tersebut dilakukan setelah salah satu kota di Filipina, Marawi, kini berstatus darurat militer setelah kelompok radikal yang berafilisi kepada ISIS menyerang.

"Polri dalam hal ini Brimob Direktorat Kepolisian Air melakukan upaya-upaya​ menjaga dan memonitor wilayah-wilayah perbatasan Indonesia dengan Filipina," kata Martinus.

Namun, lanjut Martinus, Polri tidak bisa bekerja sendiri. Pihaknya membutuhkan bantuan masyarakat untuk aktif memberikan informasi​ terkait kehadiran jaringan terduga teroris tersebut di Tanah Air.

"Ini yang kita upayakan kita menjalin kontak dengan masyarakat dan kemudian juga menjaga perbatasan," kata dia.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya