Dieng dan Riwayat Bencana di Tanah Para Dewa

Kawah meletus di dataran tinggi Dieng, bukan pertama kalinya.

oleh Dini Nurilah diperbarui 05 Jul 2017, 10:07 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2017, 10:07 WIB
Kawah Sileri, Pegunungan Dieng
Panorama Dataran Tinggi Dieng (DTD) di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Jakarta Letusan asap putih tebal setinggi 50 meter terjadi di Kawah Sileri pada objek wisata Dieng Banjarnegara di Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Minggu (2/7/2017) siang. Hingga saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah belum bisa memastikan sampai kapan penutupan sementara Kawah Sileri yang berlokasi di Dataran Tinggi Dieng akan diberlakukan.

Kawah Sileri hanya satu di antara delapan kawah aktif di kaldera raksasa Pegunungan Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Kawah ini diklaim sebagai kawah teraktif. Dalam sejarahnya, Kawah Sileri pernah menelan ratusan korban jiwa dan memusnahkan sebuah desa. Kiamat kecil akibat letusan Kawah Sileri, Dieng, itu tercatat dalam batu prasasti yang dibangun untuk memberi peringatan pada masa sesudahnya.

Sayangnya, kawah-kawah berbahaya yang berada di dataran tinggi Dieng ini sulit dijaga dari jangkauan publik. Sebagaimana diketahui, Dieng adalah salah satu pilihan wisata alam yang populer di Indonesia. Menjadi dataran tertinggi kedua di dunia, Dieng menawarkan ragam panorama menakjubkan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Jawa Tengah berupaya keras mencegah masyarakat untuk tak mendekat ke kawah-kawah berbahaya. Salah satu kawasan di Pegunungan Dieng yang paling berbahaya, tapi kerap diterobos adalah Kawah Sinila dan Kawah Timbang yang berada di wilayah Butak Petarangan.

Padahal, dua kawah di Pegunungan Dieng ini pada 1979 menyebabkan terbunuhnya 149 warga Kepucukan. Ketika itu, gas beracun berembus dipicu meletusnya Kawah Sinila. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya