Kapolri: Kasus Sabu 1 Ton Jadi Peringatan, Kok Bisa Masuk

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menegaskan akan terus bertindak tegas terhadap para bandar narkoba.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 16 Jul 2017, 10:29 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2017, 10:29 WIB
Polri dan Bea Cukai Amankan 84 Kg Sabu Asal China
Kapolri Jenderal Tito Karnavian memberi keterangan kepada awak media saat barang bukti beserta tersangka kasus jaringan narkotika asal China di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (8/5). Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Penangkapan terhadap para bandar narkoba terus diungkap para petugas kepolisian maupun BNN. Yang teranyar dan fantastis, petugas berhasil menggagalkan penyelundupan sabu 1 ton di Anyer, Serang, Banten.

Menurut Kapolri Jenderal Tito Karnavian, pihaknya akan terus bertindak tegas terhadap para bandar narkoba yang sudah meracuni Indonesia. Terutama bagi mereka yang jadi jantung penggerak jaringan.

"Ini network, kita sudah paham. Network ibarat sistem. Saling tergantung satu sama lain, tapi yang utama jantungnya bandar besar. Kalau bandar besar melakukan, ya sudah selesaikan saja," ujar Tito di Monas, Jakarta, Minggu (16/7/2017).

Tito menyatakan, kasus sabu di Anyer tersebut menjadi pelajaran berharga. Sebab, sabu seberat 1 ton tersebut lolos dibawa dari Taiwan ke Indonesia melalui jalur laut.

"Bayangkan, kok sabu 1 ton bisa tidak terdeteksi kita. Ini jadi peringatan bagi kita, bahwa perairan kita ini ternyata sangat longgar. Kita melihat di timur longgar. Tapi ini di daerah sentral, bayangkan
dari Taiwan turun memasuki Natuna, masuk ke selat Bangka, sampai ke Anyer. Ini info sementara, tapi saya minta cek tim masuk lewat mana," jelas Kapolri Tito.

Dia menjelaskan, banyak faktor yang mempengaruhi penanganan narkoba di Tanah Air, di antaranya terkait dengan suply dan demand. "Yang kita lakukan sekarang ada memotong supply, yaitu melakukan penangkapan, dan penegakan hukum dengan keras," ujar Tito.

"Kita juga memotong demand, tapi enggak bisa penegak hukum sendiri, perlu bersama stakeholder lain. Ini pekerjaan banyak orang, tidak hanya pemerintah, juga tokoh agama, tokoh masyarakat, keluarga, agar anaknya tidak terjebak di narkotika," imbuh mantan Kapolda Metro Jaya ini

 

Saksikan video menarik di bawah ini:

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya