Ketua MUI: Hentikan Kekejaman Israel Tak Cukup dengan Boikot

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia KH Ma'ruf Amin mengatakan, perlu ada tindakan bersama untuk menghukum Israel.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 27 Jul 2017, 16:55 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2017, 16:55 WIB
Tokoh dan Pejabat Tinggi Negara Hadiri Milad MUI ke - 42
Ketua MUI KH Ma'ruf Amin menyampaikan sambutan pada acara Milad MUI ke-42 dan Anugerah Syiar Ramadan 2017 di Jakarta, Kamis malam (26/7). Milad MUI juga diisi dengan peluncuran buku Penggerak Ulama Pelindung Umat. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Konflik antara Palestina dan Israel belum kunjung menemui titik akhir. Berbagai negara di dunia menyerukan kecaman terhadap Israel yang memblokade akses masuk Masjid Al-Aqsa. Dunia mencekam tindakan sewenang-wenang Israel.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin memandang, untuk menghentikan agresi Israel terhadap Muslim Palestina, tidak cukup dengan boikot. Harus ada upaya bersama di seluruh dunia untuk menghentikan sikap Israel itu.

"Saya kira perlu ada tindakan tegas. Diboikot saja Israel ini dan harus ada upaya-upaya menyatukan. Kalau OKI saja enggak cukup. Ini PBB. PBB saja dilawan, apalagi OKI," kata Ma'ruf di Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Jakarta, Kamis (27/7/2017).

Rais Aam Nahdlatul Ulama itu menilai, perlu ada tindakan bersama untuk menghukum Israel. Peran Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sangat penting dalam mendorong Israel untuk menghentikan sikap itu.

"Israel itu sudah terlalu lama melakukan tindakan yang biadab. Dan juga mencederai kemanusiaan. Sudah terlalu lama, puluhan tahun. Masa iya satu negara tidak bisa dihentikan," jelas Ma'ruf.

Anggota Dewan Pengarah UKP PIP ini berharap ada tindakan lebih tegas dari negara-negara di dunia dalam menyikapi masalah ini. Sikap tegas sangat diperlukan agar ada efek jera bagi Israel.

"Jadi harus ada mobilisasi memang karena itu kita minta pemerintah, kita mengambil inisiatif untuk ke arah sana. Harus ada tindakan pemboikotan oleh negara seluruh dunia melalui PBB," ucap dia.


Saksikan video menarik berikut ini:

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya