BNN: 11 Negara Suplai Narkotika ke Indonesia

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso mengungkap negara pemasok narkoba ke Indonesia tak hanya China.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 28 Jul 2017, 04:40 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2017, 04:40 WIB
20150902-Ini Tanggapan Komjen Budi Waseso Terkait Isu Pencopotan Sebagai Kabareskrim-Jakarta
Kabareskrim Komjen Pol Budi Waseso saat memberi keterangan di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (2/9/2015). Pria yang akrab disapa Buwas itu mengaku belum mengetahui mengenai informasi bahwa dirinya akan dicopot. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso mengungkap negara pemasok narkoba ke Indonesia tak hanya China. Masih ada 10 negara lainnya yang menjadikan Indonesia sebagai daerah pemasaran.

"11 negara menyuplai narkotika dengan berbagai jenis. Jadi selain China, ada 10 negara lainnya," ujar pria yang akrab disapa Buwas ini di Gedung BNN Jakarta, Kamis 27 Juli 2017.

Dia menjelaskan cara memasukkan narkoba dari negara-negara itu ke Indonesia memiliki ciri khas masing-masing. Dia membandingkan cara memasok narkoba dari Eropa dan China.

Dia mengatakan cara memasukkan narkoba dari Eropa ke Indonesia, sangatlah berbeda dengan China.

"Yang dari Eropa ini tekniknya mereka berbeda, mereka pakai paket-paket ya. Mereka dengan menggunakan jaringan internet cara berdagangnya, dan mereka lebih sporadis, tidak terpusat seperti jaringan China," tutur Buwas.

Menurut dia, jumlah narkobanya yang dimasukkan China ke Indonesia pun cukup besar. Ini juga yang membedakannya dengan 10 negara penyuplai lainnya.

"Kalau China ini dalam jumlah yang besar. Kalau dari negara lain enggak, kecuali dari negara lain ya seperti Pakistan, India, itu juga besar, hanya kan jenisnya beda tapi memang sampai saat ini belum tertangkap secara masifnya, tapi sampai saat ini masih ada tindakan terkait hal itu secara terus-menerus," papar Buwas.

Dia menyebut narkoba jenis baru yang baru saja masuk ke Indonesia bernama flakka. Menurut dia, pengiriman flakka dilakukan melalui jalur udara, yaitu pos.

"Cara pengirimannya (flaka) melalui paket pos dan sebagainya. Ini kan bukti kalau Indonesia ini sangat luar biasa, jenis baru itu masuk dan laku di sini, digunakan, dipakai. Ini jumlah ini kalau enggak kita tangkap, akan terserap dalam waktu singkat, seperti di Jogja itu," kata Buwas.

Saat ada temuan kasus flakka, Buwas bersama tim langsung menelusuri jalur masuknya ke Indonesia dan bagaimana caranya. BNN juga bekerja sama dengan sejumlah pihak untuk mengungkapnya.

"Flakka sedang kita telusuri masuk mana saja, kita sudah jalin info dengan kepolisian, dengan Bea Cukai, dengan BIN, untuk penelusuran jaringan-jaringan mereka dan hubungan komunikasi mereka. Sementara yang kita temukan itu melalui paket, tapi tak menutup kemungkinan disisipkan melalui tempat-tempat," tutur mantan Kabareskrim Polri tersebut.

Dia mengatakan BNN masih mendalami asal muasal flakka. Yang jelas, kata dia, flakka sudah beredar di Indonesia.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut akan ada pengungkapan besar narkoba jenis baru yang berasal dari Eropa. Namun, narkoba yang diungkap ini bukanlah sabu.

"Ini termasuk juga pengungkapan yang sudah ada dalam jumlah cukup besar juga dari Eropa, tapi bukan jenis sabu, ada jenis yang lain," ucap Tito.

Namun, dia enggan menyebutkan apa jenis narkoba tersebut. Sebab, polisi masih mengembangkan informasi itu. Dia mengatakan temuan ini pasti akan diumumkan kepada masyarakat dalam waktu dekat.

"Bukan jenis sabu, ada jenis yang lain. Tapi masih dikembangkan dikit lagi, mungkin satu atau dua hari akan kita sampaikan juga ke publik dengan jumlah yang juga spektakuler," kata Tito.

Saksikan video berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya