Nasdem soal Viktor Laiskodat: Tak Perlu Minta Maaf

Menurut Ketua DPP Nasdem Zulfan Lindan, Nasdem justru menjadi korban akibat dieditnya video pidato Viktor di Kupang, NTT, 1 Agustus 2017.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 08 Agu 2017, 09:33 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2017, 09:33 WIB
20160212--Nasdem-di-Pilgub-2017-Jakarta-IA
Ketua Fraksi Nasdem di DPR Viktor Laiskodat (kiri). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP Nasdem Zulfan Lindan menegaskan, permasalahan Viktor Bungtilu Laiskodat sudah diambil alih oleh partai. Hal ini menurutnya sesuai dengan mandat Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. 

"Pak Surya Paloh langsung bikin tim, kita kerja dan ini menjadi tugas partai, bukan lagi persoalan individu," ujar Zulfan di Kantor DPP Nasdem Jakarta, Senin 7 Agustus 2017.

Zulfan yang juga merupakan Ketua Tim Kajian Video Viktor tersebut mengatakan, Nasdem tidak perlu mengajukan permohonan maaf kepada siapapun. Dia menilai yang perlu meminta maaf adalah penyebar video pidato Viktor tersebut.

"Enggak perlu (minta maaf), yang minta maaf harusnya yang buat viral itu," ucap Zulfan.

Menurut dia, Nasdem justru menjadi korban akibat video pidato Viktor Laiskodat di Kupang, NTT pada 1 Agustus 2017. Video tersebut telah diedit sedemikian rupa dan diviralkan.

"Kita korban karena kita dirugikan dengan video viral ini," tutur dia.

Namun, kata Zulfan, belum ada langkah yang akan diambil Partai Nasdem terkait pengedit video pidato Viktor tersebut.

Hubungi Partai Lain

Pada pidato yang viral tersebut, Viktor Laiskodat menyebut Gerindra, PKS, Demokrat, dan PAN sebagai partai intoleran dan prokhilafah. Legislator itu dilaporkan ke polisi dan Majelis Kehormatan Dewan (MKD) DPR. Oleh karena itu, Zulfan menuturkan, akan melakukan komunikasi dengan keempat partai tersebut.

"Pasti lah (komunikasi), kita kan di DPR nanti akan ketemu, diskusi dan segala macam, proses ini pasti akan berjalan. Saya kira dalam politik Indonesia silaturahmi itu masih kuat ya," kata Zulfan.

Ia menegaskan, komunikasi-komunikasi tersebut dilakukan melalui telepon dan tidak dilakukan secara resmi dengan surat.

"Paling ya coba-coba telepon, tapi teman-teman kan masih ada yang segan buat angkat. (Komunikasi) Personal saja," tutur Zulfan.

Komunikasi yang dilakukan secara personal tersebut menurut Zulfan akan terus coba dilakukan.

"Kalau (komunikasi) resmi enggak, masih personal aja. Masing-masing bekerja sesuai dengan bidangnya, kalau di DPR silahkan dialog dengan kawan-kawan dari partai lain," tegas Zulfan.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya