Penjelasan Ilmiah BMKG soal Hujan Satu Rumah di Tebet

BMKG menegaskan, sangat sulit terjadi kalau kejadian hujan satu rumah di Tebet sifatnya alami.

oleh Muhammad Ali diperbarui 30 Agu 2017, 10:39 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2017, 10:39 WIB
20160308-Ilustrasi Hujan-iStockphoto
Ilustrasi Hujan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena alam terjadi di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Dalam sebuah video yang diunggah akun @febicil, memperlihatkan hujan hanya membasahi satu rumah, sedangkan bangunan di kanan dan kirinya kering kerontang.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Hary Tirto Djatmiko angkat bicara terkait kejadian alam itu. Menurut dia, peristiwa itu sangat mungkin terjadi.

"Jika ditinjau dari sisi fenomena cuaca hujan lokal, bahkan sangat lokal dimungkinkan terjadi. Namun dengan syarat dan ketentuan berlaku di mana parameter cuacanya terpenuhi," ujar Hary saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Rabu (30/8/2017).

Dia juga menjelaskan ketentuan yang harus dipenuhi agar hujan lokal itu terjadi. Menurutnya, hujan lokal tergantung dari penguapan, suhu, dan kelembapan udara. Selain itu, kecepatan angin dan awan juga turut mempengaruhi munculnya hujan sangat lokal tersebut.

"Fenomena tersebut bisa terjadi pada masa transisi/pancaroba maupun musim kemarau, biasanya terjadi antara siang dan menjelang malam dengan durasi singkat (tidak lama)," kata dia.

Di samping itu, jelas dia, beberapa hari belakangan ini cuaca diselimuti angin kencang yang di atas rata-rata. Kondisi ini membuat potensi pembentukan dan pertumbuhan awan hujan sangat kecil.

"Jadi ada syarat parameter cuaca tidak terpenuhi yaitu angin kencang dan kelembaban yang relatif cukup lemba, sehingga kemungkinan kecil sekali dan sulit terjadi kalau kejadian sifatnya alami," jelas Hary.

Pengakuan Pemilik Rumah

Pemilik rumah Ahmad Muzakkir (40) mengungkapkan kejadian hujan yang menyita perhatian publik tersebut. Dia menuturkan, hujan tersebut berlangsung pada Sabtu sekitar pukul 17.30 WIB.

"Ketika itu saya lagi main catur dengan teman saya. Pas menjelang Magrib kita bubar. Pas bubar, hujan mulai turun. Teman saya masuk rumah duluan, dia enggak ngeh kalau hujan. Saya juga cuma beres-beres, tapi keponakan saya teriak 'Hujan...! hujan...! mandi hujan'," ujar Muzakkir saat ditemui Liputan6.com di rumahnya, Selasa (29/8/2017).

Awalnya Muzakkir tidak menyadari kalau hanya rumahnya yang diguyur hujan. Fenomena alam itu baru ia ketahui setelah ia membuka pagar rumah. Dia menyaksikan kondisi sekitar rumahnya dalam kondisi kering.

"Saya buka pagar ternyata hujan di samping rumah, persis depan kamar saya. Cuma separuh rumah hujannya. Separuh ke rumah saya, separuh lagi jalan," kata Muzakkir.

Ia sempat mengira hujan itu hanya berlangsung sebentar. Tak disangka, air terus mengguyur rumahnya hingga tengah malam.

"Saya pikir kejadian langka ini cuma 10 menit. Ternyata setelah Magrib, setelah Isya saya keluar (rumah) lagi banyak yang ramai nonton. Kurang lebih enam jam kejadiannya, dari jam setengah 6 sore sampai jam setengah 12 malam," ucap Muzakkir.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya