Djarot Minta RS Mitra Keluarga Bertemu Orangtua Bayi Debora

Dinas Kesehatan DKI telah memanggil pihak RS Mitra Keluarga Kalideres terkait kasus meninggalnya bayi Debora Simanjorang.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 12 Sep 2017, 09:44 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2017, 09:44 WIB
[Bintang] Cerita Sedih di Balik Kematian Bayi Debora
Diduga tidak mendapatkan pelayanan yang maksimal karena kendala biaya akhirnya bayi Debora menghembuskan napas terakhirnya. (Foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Dinas Kesehatan DKI telah memanggil pihak RS Mitra Keluarga Kalideres terkait kasus meninggalnya bayi Debora Simanjorang. Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat kini meminta Dinkes untuk bertemu keluarga dari bayi Debora.

"Supaya tidak simpang siur, tolong ketemu sama keluarga almarhum anak Debora. Ketemu, diajak bicara," kata Djarot di Balai Kota Jakarta, Selasa (12/9/2017).

Djarot juga mendorong agar pihak RS Mitra Keluarga, dan kekuarga Dobora dipertemukan oleh Dinkes. "Kalau perlu ketemu pihak keluarga, pihak rumah sakit, dan Dinkes (Dinas Kesehatan). Untuk memberikan penjelasan. Supaya kasus ini tidak berulang, lagi," kata dia.

Mantan Wali Kota Blitar itu juga mengingatkan pada Kepala Dinkes DKI, Koesmedi, agar RS di Jakarta tidak memberikan pemeriksaan mengada-ada.

"Tidak boleh rumah sakit melakukan pemeriksaan mengada-ada, sehingga membebani pasien. Misalnya sering terjadi, saya sakit ya, saya di-CT Scan. Kemudian saya pindah ke rumah sakit lain untuk melakukan hal yang sama. Padahal, kami mempunyai riwayat atau rekam jejak yang sudah saya serahkan. Tapi mereka tidak mau terima, itu akhirnya membebani pasien," jelas Djarot.

"Atau saya dari satu dokter saya disuruh untuk difoto, dirontgen, ke dokter lain juga disuruh rontgen lagi, di rumah sakit yang sama. Berarti ini ada motifnya sudah berbeda. Hal seperti ini sebetulnya jadi kode etik rumah sakit dan kode etik dokter," tambah Djarot.

Kasus bayi Debora, kata Djarot, harus menjadi pembelajaran tidak hanya bagi RS Mitra Keluarga melainkan juga seluruh RS di Jakarta.

Selain itu, kasus tersebut juga membuat Dinkes berencana menyiapkan alat resitusi agar kasus ini tidak berulang.

"Koesmedi usulkan apa perlu kita membeli alat resitusi yang nanti bisa kita pinjamkan, harganya Rp 600 juta satu unit, anggarkan saja kalau itu diperlukan, kita juga sudah punya mobil yang mengantar," ucapnya.

Kasus bayi Debora ini, kata Djarot, harus jadi pembelajaran untuk semua rumah sakit.

"Tidak boleh diskriminasi gara-gara kamu miskin tidak punya uang muka, kemudian ditelantarkan, ini bisa kena sanksi," ucap Djarot.

Saksikan video di bawah ini:

Siap Ikuti Proses Hukum

Polda Metro Jaya akan menyelidiki kematian bayi Debora terkait kelalaian Rumah Sakit (RS) Mitra Keluarga, Kalideres, Jakarta Barat.

Polisi juga akan memanggil pihak rumah sakit untuk dimintai keterangan. Namun begitu, pihak rumah sakit mengaku belum mengetahui kabar tersebut.

"Jujur, sampai saat ini kami belum mendapatkan informasi dan panggilan atas kepolisian," ujar Humas Mitra Keluarga Group, dr Nendya Libriyani, di RS Mitra Keluarga Kalideres, Senin 11 September 2017.

Namun begitu, Nendya memastikan akan siap menjalani proses pemeriksaan. Pihak rumah sakit akan taat hukum untuk mengungkap kasus Debora dengan terang benderang.

"Namun, apabila itu terjadi dan diperlukan, yang pasti kami akan mengikuti prosedur dan hukum yang berlaku," kata Nendya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya