Khofifah: Relawan Bencana Harus Perkuat Layanan Psikososial

Khofifah mengatakan Kemensos memiliki pusat unggulan Layanan Dukungan Psikososial (LDP).

oleh Rezki Apriliya Iskandar diperbarui 04 Des 2017, 20:51 WIB
Diterbitkan 04 Des 2017, 20:51 WIB
Khofifah  serahkan bantuan
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa bersama Bupati Bengkulu Utara Mian menyerahkan bantuan kepada warga (Istimewa).

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, meminta seluruh relawan bencana memperkuat layanan psikososial bagi para korban bencana. Hal tersebut disampaikannya saat menutup Jambore Nasional Relawan Muhammadiyah Ke-2 di Kampus Universitas Muhammadiyah Malang, Senin (4/12/2017).

"Saya berharap relawan juga ikut membantu memberikan layanan dukungan psikososial kepada korban bencana," ujar Khofifah dalam keterangan tertulisnya, Senin (4/12/2017).

Dia mengatakan Kementerian Sosial (Kemensos) bertanggung jawab dalam penanggulangan bencana pada aspek pengungsian, logistik dan layanan psikososial. Saat ini Kemensos memiliki pusat unggulan Layanan Dukungan Psikososial (LDP) yang berpusat di Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung.

Jika ada relawan yang berminat mengembangkan kapasitas LDP, Khofifah mempersilakan untuk menggunakan Tagana Training Center di Sentul, Bogor.

LDP sendiri, lanjutnya, merupakan layanan psikososial dasar kepada korban bencana yang mengalami trauma agar segera dapat keluar dari kondisi traumatik

Tugas tim LDP memberikan trauma healing dan konseling kepada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, difabel, dan ibu hamil.

"Mereka (pengungsi) tidak cukup hanya ditenangkan dari rasa panik, tetapi juga harus ditenangkan rohaniahnya. Kalau itu dari Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC), saya rasa akan menyatu pada psikososial terapinya karena berbasis religi," kata Khofifah.

 

Akibat Siklon

Khofifah lalu menjelaskan akibat yang ditimbulkan oleh siklon tropis yang terjadi di Indonesia baru-baru ini. Hujan dengan intensitas tinggi dengan kekuatan angin pada saat bersamaan mengakibatkan terjadinya banjir bandang dan longsor di sejumlah wilayah, terutama di Yogyakarta dan Pacitan.

Menurutnya, kejadian itu harus menjadi bagian dari pembelajaran dan pengalaman bersama terkait kondisi alam Indonesia. Perubahan iklim global bisa berdampak pada makin kuatnya cuaca ekstrim.

Untuk itu berbagai langkah antisipasi dan mitigasi bencana sekaligus mitigasi dampak bencananya secara detail harus disiapkan. Dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia menurut BNPB terdapat 323 kabupaten/kota yang berisiko tinggi terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya