Liputan6.com, Jakarta Polres Jakarta Barat dan Unit Narkoba Polsek Tanjung Duren menangkap komplotan pengedar sabu. Satu di antaranya tewas ditembak petugas di bawah pimpinan Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Suhermanto karena melakukan perlawanan.
"Pertama, Aryadi pelaku utama meninggal karena dilakukan pengamanan merebut senjata petugas. Dibawa ke rumah sakit kehabisan darah," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Rumah Sakit Polri, Jakarta Timur, Rabu (13/12/2017).
Baca Juga
Kapolres Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi menjelaskan, sebelumnya Polres Jakarta Barat mendapatkan informasi mengenai kegiatan peredaran sabu di sebuah lokasi di Jakarta Barat.
Advertisement
"Pengungkapan kasus ini diawali penyelidikan. Kemudian tim kami melakukan teknik penyelidikan dan penindakan undercover. Akhirnya menangkap pelaku yang berada di sebuah hotel. Mereka beroperasi sudah tiga tahun dan ini jaringan antarpulau," jelas Hengki.
Petugas menangkap pelaku berinisial AR alias KS (34) yang menginap di sebuah hotel di kawasan Grogol, Jakarta Barat. Dia ditangkap bersama empat orang tersangka lainnya berinisial DS (31), ZA (35), FA (27) dan ME (22) yang menginap di kamar lain.
Penangkapan tersebut dilakukan pada Selasa 12 Desember 2017 sekitar pukul 02.00 WIB. Rencananya, sabu tersebut akan dikirim ke Palu, Sulawesi Tengah. Tersangka menyimpan sabu dengan cara dimasukkan ke dalam selangkangan atau di dalam celana dalam.
"Tersangka Ariyadi merupakan pengendali atau bandar. Saat akan mengembangkan kasusnya ke apartemen di Cengkareng, tersangka melakukan perlawanan. Jadi terpaksa ditembak dan meninggal," terang Hengki. (Miranda Nurhusna)
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Â
Â
Upah Kurir Belasan Juta Rupiah
Dari pengungkapan itu, polisi menyita barang bukti sabu seberat 5,1 kilogram dan 18 butir ekstasi. Dari jumlah sebanyak itu, diperkirakan kepolisian telah menyelamatkan 25 ribu lebih generasi muda Indonesia dari pengaruh narkoba.
"Kita akan kembangkan lagi untuk jalur yang ke atas. Ini pesan ke masyarakat luas, efek jera ke pelaku lainnya jangan coba-coba melakukan ini," tegas Hengki.
Selain itu, kepada polisi Ariyadi sebelumnya mengaku mendapatkan upah Rp 150 juta setiap kali barang tiba dari Malaysia. Begitu juga dengan keempat kurir yang juga diamankan oleh petugas, masing-masing mendapat upah senilai Rp 13 juta-17 juta sekali mengantar barang haram tersebut.
"Kurirnya dapat upah 13 sampai 17 juta. Tapi otaknya (pengedar) 150 juta sekali pengiriman. Ini sudah 3 tahun beroperasi dan masih kita kembangkan," ujar Hengki.
Advertisement
Stok Tahun Baru
Hengki menerangkan, dengan pola kerja yang dikendalikan oleh Mr. Bro yang masih buron, barang-barang yang berasal dari Malaysia dibawa ke Indonesia melalui jalur Batam-Tanjung Pinang-Riau-Palembang kemudian melalui jalur darat untuk dibawa ke Jakarta.
Narkotika jenis sabu itu kemudian diedarkan ke kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Palu, Banjarmasin dan kota lainnya.
Kapolres Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi juga menyampaikan, pelaku berencana menyiapkan sabu untuk diedarkan dan digunakan pada perayaan malam tahun baru nanti.
"Rencananya pelaku akan menyimpan untuk stok perayaan tahun baru," tutur Hangki.