Setya Novanto Kaget Nama SBY Muncul di Kasus E-KTP

Menurut Setya Novanto, seharusnya pihak Partai Demokrat atau khususnya SBY mengonfirmasi ke Mirwan Amir.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 12 Feb 2018, 13:30 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2018, 13:30 WIB
Setya Novanto
Terdakwa dugaan korupsi pengadaan e-KTP, Setya Novanto saat mendengar kesaksian mantan Wakil Ketua Komisi II DPR, Ganjar Pranowo pada sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Kamis (8/2). Sidang mendengar keterangan saksi. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Terdakwa kasus dugaan korupsi e-KTP, Setya Novanto atau Setnov, membantah jika pihaknya disebut memiliki rencana besar terkait munculnya nama Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY dalam persidangan.

Setya Novanto menegaskan, pihaknya juga baru mendengar dan mengetahui penyebutan nama Ketua Umum Partai Demokrat itu saat Mirwan Amir bersaksi dalam persidangan Kamis, 25 Januari 2018.

Menurut dia, seharusnya pihak Partai Demokrat atau khususnya SBY mengonfirmasi ke Mirwan Amir.

"Ya itu kan semua dalam persidangan. Jadi ya memang Mirwan yang lebih tahu karena dia kan waktu itu dari Demokrat. Perlu dipertegas dari Mirwan karena kan beliau yang tahu perkembangan saat SBY jadi presiden. Saya baru tahu dan kaget juga," kata Setya Novanto sesaat sebelum sidang di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Senin (12/2/2018).

Mantan Ketua DPR RI itu menuturkan, sampai sejauh ini pihaknya juga belum bisa menyimpulkan apakah keterangan Mirwan benar atau hanya mengada-ada. Yang jelas, pernyataan Mirwan harus kembali dikonfirmasi lagi dan diperlukan bukti serta keterangan tambahan.

"Kebenaran-kebenaran itu harus ya diklarifikasi lagi kepada Mirwan secara jelas," kata dia.

 

Cari Kebenaran

Setya Novanto
Terdakwa dugaan korupsi pengadaan e-KTP, Setya Novanto menyimak kesaksian mantan Wakil Ketua Komisi II DPR, Ganjar Pranowo pada sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Kamis (8/2). Sidang mendengar keterangan saksi. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Setya Novanto menuturkan, posisi dirinya saat ini bukan untuk menyeret pihak lain, melainkan untuk mencari kebenaran. Dia juga menolak apabila disebutkan bahwa munculnya nama SBY dilatarbelakangi permufakatan jahat antara dirinya dan Mirwan.

"Saya kan baru tahu juga di persidangan. Mirwan bicara demikian. Kemudian itu dipertanyakan Pak Firman. Pak Firman ingin klarifikasi kebenarnya. Waktu saya tanya apa Pak Firman sudah tahu masalah itu, dijawab belum. Saya klarifikasi kemudian klarifikasi juga soal itu. Jadi tak tahu sama sekali," tutur Novanto.

Dia menyatakan, nama SBY sudah muncul saat mantan Mendagri Gamawan Fauzi bersaksi. Begitu pula mengenai ada rapat-rapat di kantor Wakil Presiden terkait permasalahan e-KTP.

"Dalam sidang sudah dijelaskan Pak Gamawan selaku Mendagri. Itu dapat disimpulkan sendirilah oleh wartawan," Setnov memungkasi. ‎

SBY Lapor ke Bareskrim Polri

SBY Bantah Pencatutan Namanya di Proyek e-KTP
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat akan memberi keterangan pers di DPP Partai Demokrat, Jakarta, Selasa (6/2). (Liputan6.com/JohanTallo)

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) resmi melaporkan Firman Wijaya ke Bareskrim Polri. SBY melaporkan kuasa hukum Setya Novanto atau Setnov bersama sang istri, Ani Yudhoyono.

"Saya sebagai warga negara yang menaati hukum, tetapi juga ingin mencari keadilan, secara resmi melaporkan Saudara Firman Wijaya," ujar SBY usai melapor di Bareskrim Polri, Selasa (6/2/2018).

Menurut SBY, Firman sudah mencemarkan nama baiknya dengan coba menelisik dugaan keterlibatannya dalam kasus korupsi e-KTP.

"Saudara Firman saya nilai telah melakukan fitnah dan mencemarkan nama baik saya berkaitan dengan permasalahan e-KTP. Selebihnya saya serahkan kepada Tuhan Mahakuasa, Allah SWT," kata Presiden keenam RI itu.

Sebelumnya, Firman Wijaya sempat menelisik adanya tanggung jawab pemerintahan terhadap proyek pengadaan e-KTP yang akan dijalankan pada 2011. Firman sempat bertanya kepada saksi Mirwan Amir yang merupakan mantan politikus Demokrat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya