Liputan6.com, Banjarnegara - Usai gempa 4,4 skala Richter (SR) menggucang Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu siang, 18 April kemarin, kini pasokan logistik menjadi kebutuhan mendesak bagi para korban.
""Kita sudah mendorong logistik ke titik pengungsian tapi masih dibutuhkan makanan, air mineral, beras, minyak goreng dan lauk-pauk," kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat yang dihubungi di Jakarta, Kamis (19/4/2018), yang dikutip dari Antara.
Selain logistik, kebutuhan mendesak lainnya adalah alas tidur, peralatan mandi serta peralatan pembersihan lokasi gempa.
Advertisement
Sementara itu, sesaat setelah gempa Banjarnegara terjadi, Kementerian Sosial (Kemensos) segera bertindak dengan mengirimkan makanan, unit dapur umum, truk serba guna, dan Remote Terminal Unit (RTU). Dua titik dapur umum lapangan dibuka di Desa Sidakangen Kecamatan Kalibening Kabupaten Banjarnegara.
Kemensos juga telah membuka posko pengunsian di empat desa. Yaitu di Kecamatan Kalibening yaitu Desa Kasinoman, Desa Kertosari, Desa Plorengan dan Desa Sidakangen.
Jumlah Pengungsi
Dari data sementara, jumlah pengungsi akibat diguncang gempa 4,4 skala Richter (SR) sebanyak 526 kepala keluarga. Atau 2.104 jiwa yang tersebar di sejumlah titik.
Korban gempa pun mulai berjatuhan. Tercatat ada sekitar 21 orang terluka dan dua meninggal dunia. Keduanya atas nama Asep (13), warga Desa Kasinoman dan Ny Kasri (80), warga Dusun Bakalan, Desa Kasinoman.
Gempa di Banjarnegara terjadi, Rabu kemarin, pukul 13.28.35 WIB dengan kekuatan 4,4 SR. Tepatnya di 7,21 Lintang Selatan (LS) dan 109.65 Bujur Timur (BT) dengan kedalaman 4 kilometer.
Selain menimbulkan korban jiwa, gempa juga telah merusak 316 infrastruktur. Dengan rincian, di Desa Kertosari ada sekitar 62 unit, Desa Kasinoman 217 unit, dan Desa Plorengan 37 unit.
Sejumlah fasilitas umum juga mengalami kerusakan, yaitu satu masjid di Desa Plorengan, Desa Kertosari, dan Desa Kasinoman. Dua gedung SMP di Kalibening juga tak luput dari guncangan gempa.
Advertisement