Romahurmuziy Ungkap Keinginan Jokowi Gandeng Prabowo di Pilpres 2019

Ada alasan keinginan Jokowi berkeinginan untuk menggandeng Prabowo di Pilpres 2019.

oleh Raden Trimutia HattaPutu Merta Surya Putra diperbarui 20 Apr 2018, 15:28 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2018, 15:28 WIB
20160224-Pejabat Elite Parpol Hadiri Mukernas PPP di Jakarta
Ketua Fraksi PPP Munas Surabaya, Muhammad Romahurmuziy (kedua kiri) saat berbincang pada Mukernas ke-IV PPP di Jakarta, (24/2). Mukernas dihadiri oleh sejumlah elite parpol partai pendukung Presiden Jokowi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PPP Romahurmuziy atau Romi mengatakan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang meminta agar bergandengan dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Hal ini, terjadi saat dia berbicara empat mata dengan Jokowi bulan November 2017 lalu.

"Bulan November 2017, saya banyak berbicara dengan Presiden Jokowi berkaitan dengan keinginan Pak Jokowi menggandeng Pak Prabowo sebagai Wakil Presiden," ucap Romi saat ditemui Liputan6.com di kediamannya, Jakarta, Jumat (20/4/2018)

Hal ini membuat dia bertanya kepada Jokowi. Bahkan mantan Wali Kota Solo itu sempat menanyakan kepadanya setuju atau tidak.

"Waktu itu saya tanya. Ini dari Bapak atau dari Pak Prabowo? Ini dari saya. Beliau menanyakan Mas Romi setuju enggak. Ini saya tanya sebagai apa? (Jokowi jawab) ya sebagai Ketua Umum PPP. Yang kedua saya tanya dasar Pak Jokowi mengajak Pak Prabowo apa?" ujar Romi menceritakan pertemuannya dengan Jokowi.

Romi menuturkan, saat itu, Jokowi hanya menjawab singkat. "Demi NKRI," tutur Romi menirukan ucapan Jokowi.

Satukan Kekuatan

Menurut Jokowi, Presiden Jokowi melihat terjadi gap di tengah masyarakat lantaran urusan Pilpres 2019.

"Kalau 2019 akan rematch. Saya khawatir ujaran kebencian betul-betul akan mengemuka kembali dengan skala yang lebih besar. Kalau dulu Pileg mendahului Pilpres. Waktu Pileg, belum ada polarisasi calon. Karena belum jelas siapa yang dipilih. Tetapi besok Pileg bersamaan Pilpres," jelas Romi.

"Artinya akan ada 19.800 caleg dari setiap partai politik, hari ini total peserta ada 16, berarti sekitar 300 ribu caleg, akan memperjuangkan masing-masing. Pilihlah saya dan pilihlah presiden saya," dia menambahkan.

Karena itu, masih kata dia, jalan satu-satunya untuk meredam dan tidak membiarkan gap semakin renggang adalah menyatukan dua kekuatan.

"Hal itulah kenapa solusi satu-satunya bersatunya dua kekuatan," ujar Romi.

Mendengar alasan itu, Romi mengamini keinginan Jokowi.

"Bagaimana setuju enggak (tanya Jokowi). Kalau itu pertimbangannya, saya setuju. Terus gimana? Tanya ketua umum lain, jadi bibit bersatunya pasangan ini ada," ungkap Romi.

Tanya Ketum Lain

Romi juga mengatakan, di Bulan Desember 2017, kembali dia bertanya opsi tersebut. Di mana, ada Ketua Umum pendukung Jokowi setuju. Ada yang belum memberikan putusanmya.

"Bulan November saya tanya begini, bulan Desember saya tanya lagi, masih on enggak Pak, karena politik itu kan dinamis bisa berubah setiap saat. Masih, tapi ini tanya ke ketua umum lain ada yang merespons tidak setuju. Ada yang merespon minta waktu," kata Romi.

Akhirnya opsi tersebut sempat diendapkan. Dan mencari opsi lain.

"Kita endapkan saja (jawab Jokowi). Beriringnya waktu dan ini berjalan, dan pasti ada pertemuan. Tapi ini salah satu opsi. Opsi lainnya mencari calon wakil presiden," ungkap Romi.

 

Utusan Prabowo

Jokowi Hadiri Haul Majemuk Masyayikh di Situbondo
Presiden Joko Widodo didampingi Ketum PPP Romahamurmuziy dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo tiba di Pondok Pesantren Salafiyah Safi'iyah Sukorejo, Jawa Timur, Sabtu (3/2). Jokowi dan Romi tampak mengenakan sarung. (Liputan6.com/Pool/Biro Pers Setpres)

Seiring berjalannya waktu, Romi bertemu dengan Jokowi kembali. Dia juga membeberkan utusan Prabowo menanyakan opsi tersebut.

"Kemudian ini berjalan, kira-kira tiga pekan lalu, saya berjumpa dengan Presiden. Kemudian Presiden menyampaikan masih ada utusan Pak Prabowo yang menanyakan tawaran bulan November itu masih valid. Masih mungkin ditindaklanjuti. Kemudian Pak Jokowi bertanya lagi bagaimana? Kalau saya jawaban masih sama, kalau bulan November saya menyatakan setuju, hari ini saya menyatakan setuju," jelas Romi.

Dia menuturkan, Jokowi meminta Prabowo jika memang serius, diminta tanya kepada ketua umum partai politik lain.

"Terus Pak Prabowo bagaimana, saya menyampaikan kalau Pak Prabowo serius, silakan tanya kepada pemimpin partai politik yang lain. Saya tak mungkin memutuskan tanpa keputusan mereka," jelas Romi menirukan Jokowi.

Akan tetapi, masih kata dia, Prabowo meminta Jokowi untuk menjawab segera. Padahal untuk berkumpul dengan Ketua Umum lain, Jokowi masih kesulitan waktu.

"Dia minta segera. Sementara saya tak bisa bertemu ketua umum ini setiap hari. Saya pun di Jakarta sesekali saja, karena banyak kelilingi nusantara, kunjungan ke luar negeri. Jadi enggak bisa saya setiap saat minta jawaban mereka. Jadi, saya enggak bisa jawab seperti itu, sambil saya mencari waktu," ungkap Romi.

Akhirnya, karena Prabowo meminta jawaban segera, Jokowi masih tetap menunggu keputusan ketum lain.

"Terus Pak Prabowo bagaimana? Dia minta segera. Terus kita mengalir saja mengikuti waktu," cerita Romi mengikuti apa yang disampaikan Jokowi.

Meski demikian, Romi tetap menyampaikan ke publik bahwa opsi Jokowi bersama Prabowo tetap terbuka. Demi tensi politik yang tak meninggi.

"Dan ini yang berjalan dan saya sampaikan ke publik. Untuk apa? Untuk mengurangi tensi. Ini kan eskalasi pendukung sudah sedemikian rupa," dia memungkasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya