Liputan6.com, Jakarta Komisi VII DPR RI dipimpin Tamsil Linrung mengadakan kunjungan kerja ke Negara Republik Kazakhstan pada 16-22 April 2018. Kunjungan ini untuk mendapatkan informasi secara langsung tentang tata kelola energi dan sumber daya mineral di Kazakhstan. Tamsil Linrung menganggap pertemuan dengan beberapa stakeholders ESDM di Kazakhstan memiliki arti penting.
“Saat ini kita di Indonesia sedang memperkuat tata kelola energi dan sumberdaya mineral. Kita juga bisa membandingkan pola kebijakan di sektor energi dan sumber daya mineral antara Kazakhstan dan Indonesia,” papar Tamsil saat pertemuan dengan Kementerian Energi Kazakhstan di Astana, Kazakhstan.
Kazakhstan merupakan salah satu negara produsen utama migas di dunia dan menjadikan migas sebagai pendapatan utama negaranya. Bahkan, Kazakhstan bisa menjual BBM dengan kualitas yang lebih tinggi tetapi harganya lebih murah dibandingkan di Indonesia. Menurut Tamsil, ada hal yang menarik dengan kebijakan seperti itu.
Advertisement
“Sebagai contoh, Kazakstan bisa memproduksi listrik lebih dari 3000 Gigawatt, bisa menghasilkan lebih 100 juta ton batubara per tahun. Fakta-fakta ini bisa dibandingkan dengan Indonesia, misalnya produksi listrik nasional baru 60 - 65 Gigawatt,” imbuh Anggota Dewan F-KS itu.
Sementara itu, Ketua Komite Ekologi Parlemen Kazakhstan yang membidangi energi menyambut dengan baik kunjungan Komisi VII DPR RI sebagai bagian dari tindak lanjut rintisan kerja sama yang telah dimulai di masa Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono.
Selain itu, delegasi Komisi VII DPR RI juga mengadakan pertemuan dengan Dutabesar RI untuk Kazakhstan merangkap Tajikistan di Astana.
Dalam pertemuan tersebut, Duta Besar Rahmat Pramono menyampaikan berbagai upaya yang telah dilakukan KBRI untuk meningkatkan kerja sama antara RI dengan Kazakhstan, termasuk di bidang energi dan sumber daya mineral, lingkungan hidup, dan Iptek.
(*)