Jokowi Minta Kesiapan Hadapi Bencana Diperkuat di 2019

Jokowi menyatakan pemerintah bersama DPR sepakat meningkatkan anggaran edukasi dan mitigasi bencana alam.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 07 Jan 2019, 16:06 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2019, 16:06 WIB
Jokowi Pimpin Rapat Kabinet Evaluasi Penangan Bencana Alam
Suasana rapat kabinet pariurna di Istana Negara, Jakarta, Selasa (16/10). Rapat kabinet pariurna tersebut membahas evaluasi penangan bencana alam. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta agar penanganan bencana terus diperkuat. Jokowi menyatakan pemerintah bersama DPR telah sepakat meningkatkan anggaran untuk melakukan edukasi dan mitigasi bencana alam.

"Saya juga ingin mengingatkan untuk kita terus memperkuat daya tahan kita, kesigapan kita dalam menghadapi bencana," kata Jokowi dalam sambutannya pada Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara Jakarta, Senin (7/1/2019).

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga mengingatkan agar para pejabat setingkat menteri memberikan edukasi kebencanaan secara konsisten sejak dini. Pasalnya, Indonesia berada di wilayah cincin api yang rawan bencana alam

"Saya sudah minta agar edukasi kebencanaan ini betul-betul dikerjakan secara baik dan konsisten dilakukan sejak dini, masuk dalam muatan yang diajarkan dalam sistem pendidikan kita. Sehingga betul-betul kita siap dalam menghadapi," jelas Presiden.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi akan banyak bencana yang melanda Indonesia pada 2019. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, bencana hidrometerologi akan mendominasi di tahun 2019.

"Kita prediksikan selama tahun 2019 lebih dari 2.500 kejadian bencana yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Paling dominan adalah bencana hidrometerologi seperti banjir, longsor dan puting beliung," katanya di Kantor BNPB, Matraman, Jakarta Timur, Senin 31 Desember 2018.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Luasnya Lahan Kritis

Sutupo mengatakan, dominasi bencana hidrometerologi diakibatkan karena masih luasnya kerusakan daerah aliran sungai (DAS) dan lahan kritis.

Setidaknya, lanjut Sutopo, rata-rata laju perubahan lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian sebesar 110 ribu hektare terjadi per tahunnya. Sedangkan luas lahan kritis sekitar 14 juta hektare.

Selain banjir dan longsor, Sutopo juga memprediksi kebakaran hutan dan lahan masih akan terjadi pada 2019 mendatang.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya