Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menginstruksikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) segera mengecek dan mengganti semua alat peringatan dini atau early warning system (EWS) yang rusak.
Dia juga mengatakan, pemerintah sudah menganggarkan di APBN 2019 untuk mengganti semua peralatan.
Baca Juga
"Ya nanti akan segera kita perintahkan. Sebetulnya sudah saya perintahkan juga untuk mengecek semua peralatan itu dan mengganti apabila ada yang rusak," kata Jokowi di Bandar Udara Syukuran Aminuddin Amir, Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai, Minggu (23/12/2018).
Advertisement
"Tapi saya kira ini nanti masuk di anggaran baru 2019 awal Januari akan saya perintahkan agar mengganti peralatan-peralatan yang rusak atau yang sudah lama tidak bisa dipakai," tambah dia.
Jokowi juga mengatakan sudah memerintahkan kepada BNPB, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Menteri Sosial Agus Gumiwang, serta Menteri PUPR Basuki Hadimuljono agar melakukan langkah darurat. Serta melakukan perawatan yang cepat.
"Saya juga telah memerintahkan untuk melakukan langkah-langkah darurat menemukan korban dan juga melakukan perawatan secepatnya," kata Jokowi.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Korban Meninggal
Jumlah korban dan kerusakan akibat tsunami yang menerjang wilayah pantai di Selat Sunda terus bertambah. Data sementara yang dihimpun posko Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Minggu (23/12/2018) pukul 16.00 WIB, tercatat 222 orang meninggal dunia.
"222 Orang meninggal dunia, 843 orang luka-luka dan 28 orang hilang," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.
Sutopo menyampaikan, kerusakan material akibat tsunami meliputi 556 unit rumah rusak, 9 unit hotel rusak berat, 60 warung kuliner rusak, 350 kapal dan perahu rusak.
Dia menjelaskan, tidak ada korban tsunami yang merupakan warga negara asing. Semua warga Indonesia. Korban dan kerusakan ini meliputi di 4 kabupaten terdampak yaitu di Kabupaten Pandeglang, Serang, Lampung Selatan dan Tanggamus.
"Jumlah ini diperkirakan masih akan terus bertambah karena belum semua korban berhasil dievakuasi, belum semua puskesmas melaporkan korban, dan belum semua lokasi dapat didata keseluruhan. Kondisi ini menyebabkan data akan berubah," kata Sutopo.
Reporter: Intan Umbari Prihatin
Sumber: Merdeka.com
Advertisement