Curah Hujan Tinggi, BMKG Imbau Masyarakat Cisolok Waspada Longsor Susulan

Wilayah Cisolok termasuk zona menengah dan tinggi untuk pergerakan tanah.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 12 Jan 2019, 09:52 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2019, 09:52 WIB
Penampakan Longsor Dusun Cimapag yang Rata dengan Tanah
Tim SAR dibantu warga sekitar berusaha mencari orang yang tertimbun longsor di Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, Selasa (1/1). Longsor menerjang satu dusun jelang malam tahun baru pukul 17.00 WIB. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat Dusun Cimapag, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat waspada terhadap potensi kemungkinan longsor susulan, menyusul masih tingginya intensitas curah hujan di wilayah tersebut.

"Dengan kondisi curah hujan seperti sekarang, maka besar kemungkinan adanya longsor susulan. Sebaiknya masyarakat tetap waspada dan menjauhi daerah-daerah yang rawan longsor. Terlebih daerah ini memiliki kemiringan lereng yang terjal, dan tersusun oleh tanah gembur " ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Cisolok, Sukabumi, Jumat (11/1/2019) seperti dikutip dari laman BMKG.

Dwikorita mengungkapkan, PVMBG telah memetakan wilayah rentan longsor, sementara BMKG bertugas memberikan peringatan dini terkait informasi curah hujan dan cuaca ekstrim kepada BPBD setempat. Dengan demikian diharapkan pemerintah daerah dapat lebih tanggap dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bencana di wilayahnya.

"Dalam peta tersebut, wilayah ini (Cisolok) termasuk zona menengah dan tinggi untuk pergerakan tanah. Artinya daerah ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, yaitu hujan dengan intensitas lebat atau hujan dengan durasi yang panjang selama beberapa jam ataupun beberapa hari," imbuhnya.

Air hujan yang meresap ke dalam lereng, mengakibatkan peningkatan tekanan air tanah sebagai daya dorong longsor.

Dwikorita juga menghimbau agar daerah rawan longsor tidak dijadikan area pemukiman warga. Namun sebaliknya agar dijadikan kawasan lindung. Menurutnya relokasi menjadi pilihan tepat bagi warga setempat agar kejadian tersebut tidak lagi terulang.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Tanam Akar Wangi

Saat berada di Cisolok, Dwikorita bersama Kepala BNPB Doni Monardo dan Kepala PVMBG Kasbani melalukan penanaman tanaman vetifer (akar wangi).

Tanaman tersebut bermanfaat untuk memperlambat dan menyebarkan limpasan air, mengurangi erosi tanah, dan menguatkan daya ikat tanah pada lereng agar lebih stabil. Selain itu, tanaman-tanaman yg berakar tunggang dapat pula berperan sebagai angkor penguat alamiah pada lereng tanah.

Namun perlu dihindari pencetakan sawah beririgasi atau kolam/empang pada atau di atas lereng yang rawan longsor, karena dapat meresapkan air ke dalam tanah yang mengakibatkan tekanan air meningkat dan mendorong butiran-butiran tanah bergerak longsor.

Seperti diketahui, bencana tanah longsor menerjang Dusun Cimapag, Desa Sinaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada 31 Desember 2018 lalu. Sebanyak 29 rumah tertimbun material longsor. Akibat bencana tersebut 32 orang ditemukan meninggal dunia, 1 orang dinyatakan hilang, 64 orang berhasil selamat, dan 3 orang cedera.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya