Liputan6.com, Jakarta Direktorat Pembiayaan Pertanian Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) menggelar rapat teknis (ratek) Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) dan Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa (12/2). Dalam rapat tersebut ribuan lahan pertanian didaftarkan dalam asuransi berbasis online, Sistem Informasi Asuransi Pertanian (SIAP).
Ratek dibuka oleh Direktur Pembiayaan Pertanian Ditjen PSP Sri Kuntarsih didampingi Kasubdit Pemberdayaan Permodalan dan Asuransi Pertanian, serta Wakil Kepala Dinas Pertanian Provinsi DIY dan tim IT Jasindo pusat.
Advertisement
Pertemuan ini dihadiri oleh perwakilan 11 provinsi wilayah Kalimantan dan Sulawesi. Pada ratek tersebut, juga dilaksanakan workshop pendaftaran peserta Asuransi Pertanian dengan menggunakan aplikasi SIAP.
Dalam sambutannya, Sri menyampaikan pentingnya penggunaan teknologi dalam kemajuan pertanian di Indonesia. Salah satunya adalah pendaftaran peserta asuransi menggunakan aplikasi berbasis online dalam rangka tertib administrasi serta keterbukaan informasi.
"Dengan teknologi ini, semua proses administrasi semakin cepat dan mudah. Sehingga asuransi pertanian makin diminati petani," ujar Sri.
Para peserta workshop secara langsung menginput data peserta asuransi. Tercatat, telah terdaftar 1.500 hektare siap untuk diterbitkan polisnya. Sri berharap, sistem aplikasi pendaftaran peserta asuransi ini dapat segera diterapkan oleh seluruh pemangku kepentingan, seperti para petugas dinas kabupaten atau kota, serta penyuluh.
Sri menambahkan, SIAP menjadi salah satu jawaban keluhan para dinas pertanian di seluruh Indonesia dan beberapa pihak lainnya mengenai penyajian data atau pendaftaran asuransi tani.
"Beberapa catatan audit itu tidak boleh berulang. Baik administrasi maupun manajerial, bahkan sampai menimbulkan kerugian negara. Khusus asuransi pertanian aplikasi SIAP ini dapat mengatasi permasalahan tersebut," ujar Sri.
Adanya aplikasi SIAP ini tentunya dapat menyempurnakan penyajian data, memudahkan pendaftaran petani, bahkan mengatasi masalah kurangnya tenaga dari Jasindo yang sempat menjadi keluhan di berbagai daerah.
"Penggunaan aplikasi ini sudah diujicoba oleh beberapa penyuluh pertanian lapang dan aplikasi SIAP ini mudah dipelajari. Sehingga penyuluh bisa dengan cepat mengerti dan mengaplikasikannya," tambahnya.
Menariknya lagi, adanya aplikasi ini pencatatan dokumen lebih paperless (tidak membutuhkan kertas) sehingga blanko dokumen tidak akan tercecer.
(*)