Mahfud Md dan Tokoh Gerakan Suluh Kebangsaan Temui Megawati

Sebelumnya, Gerakan Suluh Kebangsaan bertemu Presiden ketiga RI BJ Habibie dan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Mei 2019, 14:32 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2019, 14:32 WIB
Mahfud Md
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud Md berada dalam mobil ketika meninggalkan Gedung KPK, Rabu (27/2). Mahfud Md memenuhi undangan para unsur pimpinan KPK untuk berdiskusi tentang tindak pidana korupsi dan pencegahannya. (Merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud Md bersama sejumlah tokoh lain yang tergabung dalam gerakan Suluh Kebangsaan menemui Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri.

Sebelumnya, gerakan Suluh Kebangsaan bertemu Presiden ketiga RI BJ Habibie dan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Mahfud Md menyampaikan, para tokoh dalam gerakan ini tak hanya bertemu dengan mantan presiden, tapi juga para ulama di sejumlah daerah. Puncaknya, para tokoh berencana untuk menemui Presiden RI terpilih.

"Ini dari gerakan Suluh Kebangsaan. Kita sudah berkeliling ke semua Presiden. SBY sudah, Habibie sudah. Sekarang ke Bu Mega. Tentu nantinya dalam rangka Pemilu ini juga puncaknya ke Presiden," jelas Mahfud di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (17/5/2019).

Tujuan menyambangi mantan pimpinan negara ini adalah untuk mengajak para tokoh terlibat dalam upaya rekonsiliasi pasca Pemilu 2019. Dalam kunjungan kali ini, hadir juga Franz Magnis Suseno, Alissa Wahid, dan sejumlah tokoh lainnya.

Mahfud mengatakan, sesuai pelaksanaan pesta demokrasi, semua pihak harus bersatu dan melakukan rekonsiliasi.

"Karena saling tuding tidak ada gunanya. Agenda ketatanegaraan harus terus berjalan," jelasnya.

Dalam setiap kontestasi politik, lanjutnya, harus ada presiden dan wakil presiden yang terpilih. Setelahnya, semua pihak harus melakukan rekonsiliasi, bukan malah saling melontarkan tudingan.

"Rekonsiliasi artinya bisa bagi-bagi peran politik secara baik lah. Dan kita menyampaikan itu di mana peran mantan presiden atau presiden kelima di dalam proses-proses rekonsiliasi itu. Kita coba diskusikan sekarang," pungkasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya