Liputan6.com, Jakarta - Putri Presiden keempat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Yenny Wahid mengkritik petinggi PBNU yang meminta jatah menteri kepada Presiden Joko Widodo. Seharusnya, kata dia, NU mengambil peran strategis untuk memberikan kritik konstruktif kepada pemerintah.
"Saya imbau petinggi NU supaya tidak terjebak pada retorika seolah-olah kita menuntut kursi kabinet atau sebagainya," ujar Yenny di Monas, Jakarta Pusat, Rabu (10/7/2019).
Baca Juga
Yenny berharap NU tidak keluar dari khitahnya yaitu untuk tidak berpolitik praktis. Dalam arti, kata dia, PBNU tidak menutut jatah kursi dan memberikan jarak dengan pemerintahan.
Advertisement
"Jadi NU sesuai khitah tidak boleh berpolitik praktis artinya kita menghindari seolah-olah NU menuntut ada retorika NU menuntut jumlah kursi kabinet alokasi kabinet," kata dia.
Yenny tidak muluk-muluk berharap warga NU diberikan kursi menteri oleh Jokowi. Dia hanya berharap, Jokowi mau mendengarkan aspirasi warga NU.
"Kita berharap aspirasi warga NU didengar pemerintah, pasti tentu. Tapi tidak kemudian dengan cara bagi-bagi kursi nuntut kursi seperti itu," ujarnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Minta Banyak Kursi?
Sementara, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj mengatakan, kader Nahdlatul Ulama yang disiapkan sebagai menteri tidak hanya untuk Kementerian Agama. Menurutnya banyak profesional dari kalangan NU yang siap berbagai posisi selain Kementerian Agama.
"Apa saja, tidak hanya agama. Insyaallah kami banyak," ujar Said di Monas, Jakarta Pusat, Rabu (10/7/2019).
Said mengaku banyak kader NU siap menjadi menteri kabinet kerja jilid kedua. PBNU, kata dia, siap mencalonkan berapapun yang dibutuhkan. Namun, dia menegaskan tidak memaksa.
"Walaupun kita terus terang saja tidak ngoyo (maksa)," ucapnya.
Soal nama, Said enggan menyebutkan siapa saja kader yang dimaksud. Dia hanya kader profesional banyak di NU.
"Banyak sekali profesional," katanya.
Reporter: Ahda Bayhaqi
Sumber: Merdeka
Advertisement