Liputan6.com, Jakarta - Tak disangka-sangka, Briptu Hedar pergi begitu cepat. Anggota Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Papua itu tewas setelah disandera dan ditembak oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Duka mendalam dirasakan keluarga. Seperti yang diungkapkan adik bungsu almarhum, Danu Wijaya.
Menurut dia, Briptu Hedar merupakan sosok pengayom.
Advertisement
Terakhir kali, dia bertemu sang kakak pada Idul Fitri 1440 Hijriah. Saat itu, Hedar pulang kampung untuk liburan.
Ketika itu, Briptu Hedar mengutarakan keinginannya ke Danu.
"Saya ketemu pas waktu Idul Fitri kemarin dan dia berpesan agar nanti saya tamat SMA pindah ke Papua saja untuk mendaftar anggota Polri," kata Danu seperti dilansir Antara, Selasa (13/8/2019).
Sebelumnya, Briptu Hedar yang merupakan anggota Polda Papua ditemukan meninggal dunia tidak jauh dari lokasi penyanderaan oleh sekelompok orang dari KKB di Kampung Usir, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua, pada Senin, 12 Agustus 2019.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tulang Punggung
Ayah almarhum Brigpol Anumerta Hedar, Kaharuddin, sangat kehilangan akan kepergian anak sulung dari tiga bersaudara itu.
"Setiap bulan dia selalu kirim uang untuk kebutuhan biaya pendidikan kedua saudaranya," kata Kaharuddin di rumah duka di Jalan Perkebunan Desa Siawung, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, seperti dilansir Antara, Selasa (13/8/2019).
Menurut dia, anaknya yang lahir di Barru pada 1994 itu adalah kepala keluarga. Sang anak juga pribadi yang sabar di matanya.
"Dia itu kayak kepala keluarga yang memperhatikan adik-adiknya yang kuliah dan sekolah di Makassar. Dia juga orangnya tertutup dan penyabar," ujar Kaharuddin.
Dia mengatakan, sejak kecil, Briptu Hedar memang bercita-cita menjadi polisi untuk mengabdi kepada negara. Oleh karena itu, setamat sekolah menengah atas (SMA) pada 2013, dia langsung melamar ke akademi kepolisian.
"Setelah tamat di SMA, dia merantau ke Papua dan mendaftar polisi di sana dan dia lulus masuk polisi tahun 2015," tutur Kaharuddin.
Advertisement