Poros PKS-Nasdem di Luar Pemerintah, Mungkinkah?

Pimpinan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan elite Partai Nasdem dikabarkan bakal bertemu untuk membahas situasi politik ke depan.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Agu 2019, 05:09 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2019, 05:09 WIB
Deklarasi Bawaslu
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Pimpinan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan elite Partai Nasdem dikabarkan bakal bertemu untuk membahas situasi politik ke depan. Bahkan, disebut-sebut Nasdem bakal membentuk poros oposisi bila Partai Gerindra gabung ke pemerintah. Nasdem dikabarkan kecewa dan memilih keluar dari koalisi jika Gerindra diterima dan mendapat kursi menteri.

Bahkan, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dikabarkan sudah berkomunikasi dengan Presiden PKS Sohibul Iman untuk mengatur pertemuan dalam waktu dekat. Nasdem memang tegas kalau Gerindra tak dapat kursi menteri. Apalagi, hubungan PDIP dengan Gerindra belakangan kian mesra.

"Sudah janjian kontak-kontakan Pak Surya dengan Pak Sohibul," kata seorang sumber merdeka.com di lingkaran Nasdem.

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera tak menjawab tegas soal kabar rencana pertemuan itu. Dia menyebut, hubungan PKS dengan parpol lain selalu baik untuk kepentingan bangsa.

"Hubungan PKS dengan parpol lain selalu sinergis selama untuk kebaikan. Posisi PKS akan ditentukan Musyawarah Majelis Syuro (MMS). Tetapi ikut hasil MMS kita masih di luar pemerintahan, saya sendiri angkat #KamiOposisi karena itu sehat dan mulia bagi demokrasi," kata Mardani kepada merdeka.com, Selasa (13/8).

Namun, Mardani menyambut positif bila Nasdem mau menjadi oposisi bersama PKS. PKS tak ingin intervensi arah politik Nasdem.

"Kalau Nasdem mau di oposisi kami tentu bergembira. Tetapi semua parpol punya kemandirian menentukan sikapnya," ucapnya.

Mardani menambahkan, komunikasi PKS dengan semua parpol berjalan baik. Dia pun enggan menjawab apakah kabar Sohibul Iman sudah berkomunikasi dengan Surya Paloh.

"Komunikasi selalu berjalan. Bisa ditanyakan ke Pak Iman (soal komunikasi dengan Surya Paloh)," imbuhnya.

Sedangkan, Politisi PKS Suhud Aliyudin belum mendengar kabar poros PKS - Nasdem di luar pemerintah. Namun, PKS sangat menghargai jika ada partai yang siap berada di luar pemerintahan Jokowi. PKS membuka diri bekerja sama untuk kepentingan bangsa.

"Sejauh ini belum ada informasi yang kami terima terkait hal itu. Biasanya Pak Sohibul Iman selalu menginformasikan ke pengurus DPP jika hal penting terkait perkembangan politik. Tidak tahu kalau sifatnya komunikasi pribadi. Kami tidak tahu," kata Suhud.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Nasdem Membantah

Sementara, politisi Nasdem Zulfan Lindan membantah kabar rencana koalisi tersebut. Menurutnya, untuk memutar arah politik tidak sesederhana tersebut. "Sama sekali enggak benar lah. Masa politik putar arah sesimpel itu," ujar Zulfan.

Dia mengatakan, bila ada komunikasi antara Surya Paloh dan Presiden PKS Sohibul adalah sebatas silaturahmi biasa. Jauh sebelum Pilpres keduanya juga kerap bertemu.

"Tetapi sikap politik tetap bersama Jokowi. Sama sekali tidak ada opsi di luar pemerintah Jokowi. NasDem tetap konsisten bersama Jokowi. Sekarang kan banyak yang ngarang ngarang dan analisis tanpa data dan fakta," pungkasnya.

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh sebelumnya mengatakan jatah kursi menteri bagi partai tergantung Presiden Jokowi. Paloh menyerahkan sepenuhnya pada Jokowi. Termasuk perlu atau tidaknya kader partainya masuk kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin.

"NasDem tidak ada minta-minta. Jadi saya harus lurus, kan tidak pernah kita minta-minta kursi itu. Tergantung Bapak Presiden saja dia perlukan NasDem boleh, tidak diperlukan juga tidak apa-apa," ujarnya.

Reporter : Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya