Respons Anies Baswedan soal Wacana Bekasi Gabung Jakarta

Anies menilai, secara ekonomi kawasan Jakarta dan sekitarnya memang sudah terintegrasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Agu 2019, 21:09 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2019, 21:09 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di acara Diaspora Indonesia, Sabtu (10/8/2019).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di acara Diaspora Indonesia, Sabtu (10/8/2019).(Liputan6.com/ Ady Anugrahadi)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merespons wacana Bekasi bergabung dengan Provinsi DKI Jakarta. Anies akan mengikuti keputusan pemerintah pusat terkait wacana itu.

"Itu wacana dari Pak Wali Kota (Rahmat Effendi) ya? Begini, kita adalah sebuah negara kesatuan, pembagian wilayah adalah wewenang pemerintah pusat. Jadi secara prinsip Pemprov DKI harus menaati keputusan pemerintah pusat," kata Anies di DPRD DKI Jakarta, Senin (19/8/2019).

Dilansir Antara, Anies menghargai dan menghormati aspirasi tersebut. Namun mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menegaskan, proses pemekaran atau penggabungan wilayah merupakan kewenangan pemerintah pusat. 

"Tata pemerintahan itu wewenang pemerintah pusat, kita tunggu saja bagaimana arah pemerintah pusat. Karena prosesnya bukan dengan DKI, tapi dengan pemerintah pusat," ucap Anies.

Anies menilai, secara ekonomi kawasan Jakarta dan sekitarnya (Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) memang sudah terintegrasi. Hanya saja secara administrasi pemerintahannya berbeda.

"Secara ekonomi Jakarta dengan Kabupaten dan Kota yang bertetangga seperti Bekasi, Tangsel, Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kota Depok, itu sebagai satu perekonomian relatif terintegrasi. Kalau wacana (masuknya Bekasi) itu keputusan pemerintah pusat ya kita jalankan. Kan keputusan lewat Undang-undang, PP (Peraturan Pemerintah), kita berkewajiban melaksanakan," ucap Anies menambahkan.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Warga Bekasi Setuju?

20170125-Pemprov Hibahkan 20 Ribu Lampu Jalan Bekas ke Pemkot Bekasi-Jakarta
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi saat penyerahan hibah lampu penerangan jalan (armature) di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (25/1). Pemprov DKI menghibahkan 20 ribu armature lampu penerangan jalan umum bekas kepada Pemkot Bekasi. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Sebelumnya, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengklaim kotanya lebih cocok masuk ke Jakarta dengan nama Jakarta Tenggara apabila Provinsi Bogor Raya terbentuk. Menurutnya, sebagian besar warga Kota Bekasi setuju jika bergabung dengan Jakarta.

"Kalau dijajak pendapat pasti 60, 70, 80 persenlah pasti, karena DKI kan punya support yang luar biasa. Tapi kemarin saya baca di medsos, ya karena DKI mau menguasai (TPST) Bantargebang. Apa yang dikuasai? Orang di sana dia, TPA juga milik dia kok bukan punya kita, kecuali nggak ada yang dikuasai apalagi dalam satu kesatuan antardaerah, satu kesatuan nasional kan NKRI," ujar Rahmat Effendi di kantornya, Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Senin (19/8).

Selain itu, pria yang akrab disapa Pepen itu menyatakan ada beberapa keidentikan antara Kota Bekasi dan Jakarta. Selain dari sisi historis, Bekasi memiliki kultur yang mirip dengan Jakarta.

"Bogor mah gagas Provinsi Bogor Raya. Kita sampaikan Bekasi itu polisinya sudah ke Polda Metro Jaya, tentaranya ke Jayakarta. Administratif hirarkisnya. Saya kan delapan keturunan di Bekasi ya, dulu keresidenan Jatinegara itu, Jatinegara, Cilincing, Bekasi. Tahun 76 Cilincing-Cakung diambil menjadi Jakarta. Tahun 50-an Bekasi itu keluar Jatinegara. Tahun 76 Cilincing-Cakung diambil, kita dapat stadion. Nah sekarang kita tinggal hasil pemekaran kabupaten/kota tentunya punya historis budaya, sejarah," ujar Pepen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya