Bandara Perintis Ditutup, Polda Papua: Kalau Takut Bisa Minta Pengamanan

Kedua bandara perintis yang dikabarkan ditutup adalah Bandara Waghete di Kabupaten Deiyai dan Bandara Moanemani di Kabupaten Dogiyai.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 31 Agu 2019, 17:09 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2019, 17:09 WIB
Kerusuhan Pecah di Manokwari
Massa turun ke jalan dalam unjuk rasa yang berujung kerusuhan di kota Manokwari, Papua, Senin (19/8/2019). Aksi masyarakat Papua ini merupakan buntut dari kemarahan mereka atas peristiwa yang dialami mahasiswa asal Papua di Surabaya dan Malang, serta Semarang beberapa hari lalu. (STR / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa bandara perintis di Papua dikabarkan ditutup sementara akibat kerusuhan kemarin. Kedua bandara perintis yang dikabarkan ditutup adalah Bandara Waghete di Kabupaten Deiyai dan Bandara Moanemani di Kabupaten Dogiyai.

Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Pol. AM Kamal mengatakan pihaknya belum mendapatkan laporan adanya penutupan bandara perintis mana pun di Papua.

"Belum ada laporan nanti saya cek," kata Kamal saat dihubungi, Sabtu (31/8/2019).

Hingga saat ini, pihaknya belum mendapatkan pemberitahuan dari Polres adanya bandara ditutup dengan alasan keamanan. "Belum ada pemberitahuan dari Polres sana," ungkapnya.

Kamal justru menyarankan, apabila benar ada pihak bandara yang menutup operasional lantaran khawatir akan keamanan, untuk segera meminta pengamanan dari kepolisian. "Kalau takut bisa minta pengamanan," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Aktivitas Normal

Sebelumnya diberitakan, aktivitas masyarakat Jayapura saat ini kembali normal setelah demo anarkis di Ibu Kota provinsi Papua itu pada Kamis (29/8/2019) .

Warga nampak mulai memadati pasar baik itu pasar sentral maupun pasar pagi Paldam, termasuk tempat pelelangan ikan (TPI) Hamadi.

Sebagian besar lapak pedagang nampak mulai ramai seperti biasa, dan pedagang sibuk menggelar barang dagangannya.

"Alhamdulillah, kami sudah bisa berjualan dengan walaupun stok sayur yang dijual masih terbatas karena pengiriman dari petani terbatas," aku Ningsih, salah satu pedagang yang berjualan di pasar Hamadi, Distrik Jayapura Selatan.

Selain pasar, pertokoan di Jayapura, Papua yang tidak terkena dampak mulai buka, sedangkan yang terdampak, seperti dibakar atau dilempari, terlihat mulai dibersihkan dari puing-puing.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya