Bukti-Bukti Kabut Asap Akibat Kebakaran Hutan Sudah Darurat

Kabut asap itu bahkan cukup tebal hingga mengganggu pandangan mata.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Sep 2019, 19:07 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2019, 19:07 WIB
Asap Karhutla Selimuti Pekanbaru
Pengendara motor menembus kabut asap pekat yang menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Selasa (10/9/2019). Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tersebut menurunkan jarak pandang dan kualitas udara turun ke status tidak sehat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kebakaran hutan dan lahan atau karhutla di Indonesia kembali terjadi dan terus berulang. Peristiwa tersebut ibarat bencana tahunan bagi masyarakat.

Saat ini karhutla masih berkobar. Warga setempat menjadi korban lantaran dampak yang muncul dari kebakaran hutan dan lahan tersebut.

Dampak setiap tahun dirasakan masyarakat sekitar adalah kabut asap. Kabut asap itu bahkan cukup tebal hingga mengganggu pandangan mata.

Kabut asap juga menjadi derita masyarakat yang tak pernah usai. Beberapa negara tetangga bahkan terkena dampak kabut asap.

Berikut bukti-bukti jika kebakaran hutan dan lahan di Indonesia sudah darurat:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

110 Hektare Lahan Terbakar

Karhutla Kalteng
Kebakaran hutan dan lahan sempat mengancam Suaka Margasatwa (SM) Lamandau di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. (Foto: BKSDA Kalteng/Liputan6.com/Rajana K)

Kebakaran hutan dan lahan makin parah. Dalam sepekan, sekitar 110 hektare lahan gambut terbakar di Kelurahan Petung dan Desa Giripurwa, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur. Panajam Paser merupakan daerah yang akan menjadi ibu kota baru.

Tim gabungan pun tak kenal lelah untuk memadamkan kobaran api agar tak semakin meluas.

"Sampai kemarin, hari ke tujuh, perkiraan luas lahan gambut yang terbakar di Petung dan Desa Giripurwa kurang lebih 110 hektare," kata Kasubbid Logistik dan Peralatan BPBD Kabupaten PPU, Nurlaila saat dikonfirmasi merdeka.com, Senin, 16 September 2019.

 

Jarak Pandang Tipis

Kebakaran Hutan
BPBD Provinsi Kalimantan Tengah menginformasikan jumlah titik panas atau hotspot yang diakibatkan kebakaran hutan dan lahan terdeteksi hingga 49 titik pada Kamis (15/8/2019) pukul 18.00 Wib. (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Kebakaran hutan dan lahan mengakibatkan kabut asap pekat di sejumlah wilayah Riau. Kabut asap membuat jarak pandang menjadi terbatas dan tipis atau di bawah 1 km. Hal itu tentu berbahaya bagi pengguna jalur darat maupun udara.

"Jarak pandang cuma hampir 300 meter pagi tadi. Kondisi kabut asap ini terus dipantau, diperbaharui tiap 15 menit. Kami terus update," Kepala Bandara APT Pranoto Dodi Dharma Cahyadi, ditemui merdeka.com di kantornya.

 

Buat Masyarakat Mengungsi

20151019-Ilustrasi-Kebakaran-Hutan
Ilustrasi Kebakaran Hutan (iStockphoto)

Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau membuat warganya khawatir.

Di antara mereka ada yang memilih mengungsi ke Kota Medan hingga kondisi udara di tempat tinggalnya kembali bersih.

Fatimahtuzzuhra El-Karim merupakan salah seorang warga Riau yang memilih mengungsi ke Medan. Perempuan asal Binjai, Sumatera Utara ini mengaku khawatir dengan kesehatan anggota keluarganya, terutama anaknya yang masih berusia 1 tahun 6 bulan.

"Kami terpaksa mengungsi ke Medan, karena kami mempunyai anak yang masih kecil," kata Fatimah, Senin, 16 September 2019.

 

Asap Sampai ke Luar Negeri

Kebakaran Hutan
Kepala BNPB Doni Monardo meninjau kebakaran hutan dan lahan (karhutla) bersama Panglima TNI dan Kapolri di Riau pada Minggu (15/9/2019). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Dampak dari kebakaran hutan dan lahan munculnya kabut asap pekat. Kabut asap ini tak hanya dirasakan warga Indonesia, melainkan sampai ke negeri tetangga.

Negara tetangga yang ikut terkena dampak karhutla adalah Malaysia dan Singapura. Bahkan Negeri Jiran sampai meradang hingga berencana mengirim surat ke Jokowi.

 

Reporter : Desi Aditia Ningrum

Sumber : Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya