Kasus Covid-19 Terus Naik di Jawa Timur, Ini 5 Perintah Jokowi

Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan kunjungan kerja perdana ke Jawa Timur usai pandemi Corona Covid-19.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 25 Jun 2020, 16:32 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2020, 16:31 WIB
Presiden Jokowi Kunjungan Kerja ke Jawa Timur
Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Jawa Timur, Kamis (25/6/2020). Jokowi akan memberikan arahan terkait penanganan virus corona yang terus meningkat di Jawa Timur. (Dok Biro Pers Istana)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan kunjungan kerja perdana ke Jawa Timur (Jatim) usai pandemi Corona Covid-19.

Kunjungan Jokowi tersebut dilakukan di tengah kasus virus Corona Covid-19 di Jawa Timur yang terus meningkat.

Jokowi yang ditemani Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan video conference bersama kepala daerah se-Jawa Timur dan kepala rumah sakit rujukan Covid-19.

Pada kesempatan itu, ia meminta jajarannya untuk menekan penyebaran Corona Covid-19 di Jawa Timur dalam dua pekan.

"Saya minta dalam waktu 2 minggu ini pengendaliannya betul-betul kita lakukan bersama-sama dan terintegrasi dari semua unit organisasi yang kita miliki di sini," ujar Jokowi di Gedung Grahadi Kota Surabaya Jawa Timur, Kamis (25/6/2020).

Tak hanya itu, Jokowi meminta Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto atau Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo untuk segera mendistribusikan masker dalam jumlah yang banyak ke Surabaya Raya (Surabaya, Sidoarjo, Gresik), dan Jawa Timur.

Berikut 5 perintah Jokowi dalam menangani kasus Corona Covid-19 yang terus meningkat di Jawa Timur dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tekan Kasus Positif Covid-19

Jokowi Pimpin Sidang Kabinet
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan ketika memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Kamis (3/10/2019). Topik Sidang Kabinet Paripurna tersebut yakni Evaluasi Pelaksanaan RPJMN 2014-2019 dan Persiapan Implementasi APBN 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa penambahan kasus positif corona Covid-19 di Jawa Timur merupakan yang terbanyak di Indonesia. Dia pun meminta jajarannya untuk menekan penyebaran Corona dalam dua pekan.

"Saya minta dalam waktu 2 minggu ini pengendaliannya betul-betul kita lakukan bersama-sama dan terintegrasi dari semua unit organisasi yang kita miliki di sini," ujar Jokowi di Gedung Grahadi Kota Surabaya Jawa Timur, Kamis (25/6/2020).

Dia menyampaikan, ada penambahan sebanyak 183 kasus positif corona di Jawa Timur pada Rabu 24 Juni kemarin. Sehingga, total kasus positif corona di Jawa Timur saat ini mencapai 10.298.

"Hati-hati, (penambahan kasus) ini terbanyak di Indonesia. Tetapi juga yang menumbuhkan optimisme kita angka kesembuhannya (pasien corona di Jawa Timur) juga berada pada posisi yang lumayan yaitu 31 persen," ucap Jokowi.

Dia meminta agar dilakukan pengendalian kasus Corona dalam dua pekan ke depan secara bersama-sama dan terintegrasi.

 

Lakukan Sinergi yang Baik di Jatim

Jokowi Meninjau Kesiapan Prosedur New Normal di Stasiun MRT
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meninjau kesiapan penerapan prosedur standar New Normal di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Selasa (26/5/2020). Jokowi melakukan peninjauan kesiapan penerapan prosedur standar new normal di stasiun tersebut. (Tribunnews/Irwan Rismawan/Pool)

Jokowi ingin penyebaran Covid-19 di Jawa Timur bisa dikendalikan dalam dua minggu ke depan. Sebab, angka positif Corona di provinsi ini masih tinggi.

"Angka positif di provinsi Jawa Timur 183 ini kemarin ya, terbanyak di Indonesia, hati hati, tetapi yang menumbuhkan optimisme kita angka kesembuhannya juga lumayan yaitu 31 persen. Oleh karena itu saya minta dalam waktu dua minggu ini pengendalian nya betul-betul kita lakukan bersama-sama," kata Jokowi.

Dia ingin pemerintah daerah dan semua unit pengananan Covid-19 di Jatim terintegrasi dengan baik. Sehingga angka Covid-19 bisa menurun.

"Seterusnya sampai ke rumah sakit, kampung desa semuanya ikut bersama sama melakukan manajemen krisis sehingga kita bisa mengatasinya dan menurunkan angka krisis tadi," ucap Jokowi.

Jokowi kemudian berbicara pentingnya kerja sama dan sinergi yang baik antarpemangku kepentingan yang ada di Jawa Timur. Menurut dia, tidak bisa pengananan Corona di salah satu kota diprioritaskan.

"Saya melihat yang paling tinggi memang di Surabaya raya ini adalah wilayah aglomerasi yang harus dijaga terlebih dahulu, dikendalikan terlebih dahulu, tidak bisa Surabaya sendiri nggak bisa, Gresik harus dalam satu manajemen," tutur dia.

Selain itu, Sidoarjo juga harus dalam satu manajemen. "Serta kota-kota yang lain karena arus mobilitas yang keluar masuk itu bukan hanya dari Surabaya tapi dari daerah juga ikut terpengaruh terhadap naik dan turunnya angka Covid ini," kata Jokowi.

 

Kirim Masker

Presiden Jokowi saat menghadiri KTT Luar Biasa G20 secara virtual di Istana Bogor, Jawa Barat. (Biro Pers Sekretariat Presiden)
Presiden Jokowi saat menghadiri KTT Luar Biasa G20 secara virtual di Istana Bogor, Jawa Barat. (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jokowi meminta Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto atau Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo untuk segera mendistribusikan masker dalam jumlah yang banyak ke Surabaya Raya (Surabaya, Sidoarjo, Gresik), dan Jawa Timur.

Hal tersebut disampaikan Jokowi setelah mendengar paparan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang menyampaikan tingkat kepatuhan masyarakat di Surabaya Raya masih sangat rendah.

Berdasarkan survei Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair), hanya 30 persen masyarakat yang mau memakai masker di tempat ibadah dan masih ada 70 persen yang tidak menggunakan masker. Kemudian mereka 84 persen tidak physical distancing atau jaga jarak.

"Tadi yang disampaikan gubernur, 70 persen tidak menggunakan masker. Itu angka yang besar. Tolong Pak Menkes atau BNPB segera kirim masker ke Surabaya atau Jatim," tutur Jokowi

 

Minta Pangkogabwilhan II Tangani RS Darurat Corona Surabaya

Presiden Joko Widodo
Presiden Joko Widodo. (Sumber: Instagram/jokowi)

Kemudian, Presiden Jokowi langsung meminta Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) II Marsdya TNI Imran Baidarus membantu menangani RS Darurat Covid-19 di Surabaya.

"Saya sudah meminta kepada Pangkogabwilhan II untuk membantu secara penuh terutama dalam mensinergikan menangani langsung RS Darurat dan mensinergikan dengan rumah-rumah sakit rujukan," ujar Jokowi.

Dia menekankan perlunya manajemen koordinasi yang baik dalam menangani pasien Corona. Terlebih, kasus positif corona di Surabaya juga terus bertambah sehingga dapat menangani pasien dengan benar.

Dengan manajemen yang baik, petugas medis dapat menentukan penanganan yang tepat untuk pasien corona.

Jokowi meminta pasien Corona ditempatkan sesuai dengan tingkat keparahannya sehingga tidak menumpuk di satu rumah sakit.

"Penempatannya di RS yang mana sehingga semuanya tidak masuk ke dalam satu titik dan tidak dipisah-pisahkan dan tidak menumpuk pasien itu di satu RS sementara yang lain masih banyak yang kosong," terang dia.

Selain itu, dia memerintahkan tracing dan tes spesimen corona dilakukan secara masif. Hal ini agar penyebaran virus corona tidak semakin meluas.

"Saya ikuti terus berkaitan tes masif pelacakan yang agresif, mengisolasi mentreatment secara ketat. Saya kira sudah dilakukan, ini agar diteruskan dengan jumlah yang lebih banyak," tutur Jokowi.

Terapkan Prakondisi di Jatim Sebelum New Normal

Presiden Jokowi Kunjungan Kerja ke Jawa Timur
Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Jawa Timur, Kamis (25/6/2020). Jokowi akan memberikan arahan terkait penanganan virus corona yang terus meningkat di Jawa Timur. (Dok Biro Pers Istana)

Jokowi meminta pemerintah provinsi Jawa Timur melakukan prakondisi apabila kasus virus Corona atau Covid-19 di wilayah tersebut telah terkendali dalam dua minggu ke depan.

Dia menekankan tahapan prakondisi ini perlu dilakukan sebelum daerah masuk ke fase new normal atau kenormalan baru.

"Apabila ini terkendali dan masuk ke new normal atau masuk ke normal, saya minta juga tahapan-tahapannya diprakondisikan terlebih dahulu. Ada prakondisi untuk menuju ke sana. Jangan tahu-tahu langsung dibuka tanpa sebuah prakondisi yang baik," ujar Jokowi.

Menurut dia, pemerintah provinsi harus mengkaji terlebih dahulu kabupaten/kota mana yang layak untuk masuk ke fase new normal. Hal ini tentunya dilihat berdasarkan angka penularan kasus Covid-19.

Apabila kasus Covid-19 di suatu daerah sudah menurun dan berubah menjadi zona hijau, maka dapat masuk ke era new normal.

"Cari timing yang betul-betul pas betul setelah prakondisi timingnya ditentukan kabupaten mana dulu, kota mana dulu," ucap Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga mengingatkan agar kepala daerah membuka terlebih dahulu sektor-sektor yang memiliki risiko rendah dan mempunyai dampak ekonominya besar. Jokowi menegaskan bahwa pembukaan sektor tersebut harus dilakukan secara bertahap.

"Sektor mana dulu yang harus dibuka yang menjadi prioritas bukan langsung semuanya langsung. Kita memang harus melalui tahapan-tahapan sehingga tadi saya sampaikan gas dan remnya ini harus pas betul," jelas dia.

"Sektor yang memiliki risiko rendah tentu saja didahulukan, sektor yang memiliki risiko sedang tentu saja dinomorduakan dan sektor yang memiliki sektor tinggi dinomortigakan atau dinomorempatkan atau dinomorlimakan," imbuh Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya