6 Hal yang Disampaikan Jokowi saat Pidato Daring Sidang Umum PBB

Ada cukup banyak hal yang disampaikan Jokowi, salah satunya terkait penanganan pandemi virus Corona Covid-19 di dunia.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 24 Sep 2020, 05:32 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2020, 05:32 WIB
Jokowi Berbicara di Hadapan Parlemen Australia
Presiden Joko Widodo (kanan) saat berpidato di Parlemen Australia di Canberra, Senin, (10/2/2020). Di hari ketiga kunjungan kenegaraan, Presiden Joko Widodo menyambangi Gedung Parlemen, Canberra, Australia dan bertemu dengan PM Australia Scott Morrison. (AP Photo/Rick Rycroft)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi membacakan pidato via daring perdananya di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, Rabu (23/9/2020).

Ada cukup banyak hal yang disampaikan Jokowi. Salah satunya terkait penanganan pandemi virus Corona Covid-19 di dunia.

Menurut Jokowi, kerja sama dalam penanganan Covid-19 harus diperkuat, baik dari kesehatan maupun dampak sosial ekonomi, misalnya mengenai vaksin.

"Vaksin akan menjadi game changer dalam perang melawan pandemi, kita harus kerja sama bahwa semua negara mendapatkan akses setara terhadap vaksin yang aman dan harga terjangkau," ujar Jokowi di Sidang Umum PBB, yang ditayangkan langsung melalui akun Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (23/9/2020).

Selain itu, Jokowi juga menyampaikan pemikirannya terkait PBB bukan hanya sebuah gedung yang berdiri di Amerika Serikat, namun sebuah asa perdamaian.

Jokowi menilai, PBB harus lebih responsif dan efektif dalam menyelesaikan berbagai tantangan global. Kendati, tanggung jawab itu tidak dipikul PBB sendiri, melainkan semua pihak.

Berikut 6 hal yang disampaikan Jokowi dalam pidato via daring perdananya di Sidang Umum PBB dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tuntaskan Covid-19

Kelemahan Virus Corona
Ilustrasi Pandemi Covid-19 Credit: pexels.com/cottonbro

Presiden Joko Widodo atau Jokowi membacakan pidato via daring perdananya di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, Rabu (23/9/2020).

Menurut Jokowi, pada usia PBB ke-75 ini, perselisihan antara-negara masih saja terjadi, padahal dunia saat ini tengah dilanda musibah besar, yakni pandemi Covid-19.

"Prinsip-prinsip Piagam PBB dan hukum internasional tidak diindahkan, termasuk penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah, Di saat seharusnya kita semua bersatu padu, bekerja sama melawan pandemi yang justru kita lihat adalah masih terjadinya perpecahan dan rivalitas," ujar Jokowi.

Jokowi berharap, PBB selaku badan dunia yang menaungi bangsa-bangsa dapat membuat terobosan dan bersatu dalam mempererat hubungan antar bangsa dalam tujuan mencapai perdamaian dunia, juga mengentaskan pandemi Covid-19.

"Kita harus bersatu padu, selalu menggunakan pendekatan win-win, pola hubungan antar negara yang saling menguntungkan, Kita juga paham virus ini tidak mengenal batas negara. No one is safe until everyone is," jelas Jokowi.

Sebab, lanjut Jokowi, tidak ada artinya sebuah kemenangan dirayakan di tengah kehancuran dan tidak pula ada arti menjadi kekuatan ekonomi terbesar di tengah dunia yang tenggelam.

"Jadi apakah dunia yang kita impikan itu sudah tercapai? Saya kira jawaban kita akan sama, belum," Jokowi menandasi.

 

Prioritas Kesehatan dan Reaktivasi Perekonomian

Ilustrasi Covid-19, virus corona
Ilustrasi Covid-19, virus corona. Kredit: Miroslava Chrienova via Pixabay

Jokowi mengingatkan negara anggota PBB, masalah kesehatan di tengah pandemi Covid-19 menjadi yang utama pada 2020.

Menurut dia, kesehatan wajib menjadi prioritas sebuah negara karena menentukan masa depan dunia.

"Ketahanan kesehatan dunia yang berbasis pada ketahanan kesehatan nasional akan menjadi penentu masa depan dunia," tutur Jokowi.

Namun, lanjut dia, perekonomian juga harus mulai dilakukan sebagai penopangnya. Tentu, reaktivasi perekonomian harus dilakukan secara bertahap.

"Kegiatan ekonomi harus mulai dilakukan dengan melakukan koreksi terhadap kelemahan-kelemahan global supply chain yang ada saat ini," tutur Jokowi.

Jokowi juga mengingatkan, aktivasi ekonomi yang berjalan bersama penanganan kesehatan, wajib memprioritaskan keselamatan warga dunia. Jokowi percaya hal itu dapat terwujud bila seluruh dunia dapat bekerja sama.

"Dunia sehat adalah dunia yang produktif harus menjadi prioritas kita. Semua tercapai bila kita bekerja sama," Jokowi menandasi.

 

Vaksin Covid-19

Kasus Virus Corona Bertambah, Bio Farma Kebut Penemuan Vaksin Anti Covid-19
Ilustrasi Foto Vaksin (iStockphoto)

Jokowi menyampaikan pidato di Sidang Umum PBB. Dia menyampaikan, kerja sama dalam penanganan Covid-19 harus diperkuat baik dari kesehatan maupun dampak sosial ekonomi, salah satunya mengenai vaksin.

"Vaksin akan menjadi game changer dalam perang melawan pandemi, kita harus kerja sama bahwa semua negara mendapatkan akses setara terhadap vaksin yang aman dan harga terjangkau," ujar Jokowi.

Dia mengatakan, untuk jangka panjang, tata kelola ketahanan kesehatan dunia harus lebih diperkuat.

"Ketahahan kesehatan dunia yang berbasis pada ketahanan nasional akan menjadi penentu masa depan dunia," kata Jokowi.

Dari sisi ekonomi, kata Jokowi, reaktivasi kegiatan ekonomi secara bertahap harus mulai dilakukan dengan melakukan koreksi kelemahan global supply chains yang ada saat ini.

Aktivasi ekonomi harus memprioritaskan kesehatan warga dunia, dunia yang sehat, dunia yang produktif harus jadi prioritas kita.

"Semua bisa tercapai bila kerja sama, berkerja sama, dan bekerjasama. Mari kta perkuat komitmen, dan konsitsten jalankan komitmen untuk selalu kerja sama," kata Jokowi.

 

Spirit Kerja Sama

Jokowi Serahkan Nota Keuangan dan RUU APBN 2020 kepada DPR
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidatonya dalam Sidang Paripurna di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (16/8/2019). Nantinya DPR akan membahas RAPBN 2020 untuk selanjutnya disahkan menjadi UU. (Liputan6.com/JohanTallo)

Jokowi membacakan pidato perdananya di sidang umum ke-75 PBB. Dia menyampaikan, tekad Indonesia adalah untuk terus menjalin kerja sama berkontribusi untuk perdamaian dunia.

"Indonesia terus berkontribusi bagi perdamaian dunia sesuai amanah konstitusi. Indonesia akan terus memainkan peran sebagai bridge builder, sebagai bagian dari solusi," kata Jokowi.

Menurut Jokowi, Indonesia secara konsisten, menjalankan komitmen tersebut termasuk saat berkesempatan duduk sebagai anggota Dewan Keamanan PBB. Menurutnya, semangat digelorakan adalah menguntungkan semua tanpa melewatkan satu negara pun.

"Spirit kerja sama akan selalu dikedepankan Indonesia, No one, no country should be left behind, tegas Jokowi.

Persamaan derajat inilah yang ditekankan oleh Bapak Bangsa Indonesia Soekarno atau Bung Karno saat Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955 yang menghasilkan Dasa Sila Bandung.

"Hingga kini prinsip Dasa Sila Bandung masih sangat relevan termasuk penyelesaian perselisihan secara damai pemajuan kerja sama dan penghormatan terhadap hukum internasional," tandas Jokowi.

 

Minta PBB Lebih Responsif

Jokowi Bicara Perkembangan Fintech di IMF-Bank Dunia 2018
Presiden Joko Widodo saat berpidato dalam Bali Fintech Agenda IMF-WB 2018 di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10). Jokowi mengaku mengacu pada kebijakan Amerika Serikat (AS) yang merupakan negara kelahiran internet. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Jokowi menyampaikan pemikiran mengenai PBB dalam pidato perdananya di Sidang Umum ke-75. Menurut dia, PBB bukan hanya sebuah gedung yang berdiri di Amerika Serikat, namun sebuah asa perdamaian.

"PBB bukanlah sekedar sebuah gedung di kota New York tapi sebuah cita-cita dan komitmen bersama seluruh bangsa untuk mencapai perdamaian dunia," ucap Jokowi.

Jokowi menilai, PBB harus lebih responsif dan efektif dalam menyelesaikan berbagai tantangan global. Kendati, tanggung jawab itu tidak dipikul PBB sendiri, melainkan semua pihak.

"Kita semua memiliki tanggung jawab untuk terus memperkuat PBB agar PBB tetap relevan dan semakin kontributif sejalan dengan tantangan zaman," jelas dia kepada seluruh hadirin majelis PBB.

Jokowi meminta, PBB harus dapat berbenah diri melakukan reformasi, revitalisasi dan efisiensi.

Dia pun berharap, PBB dapat membuktikan bahwa multilateralism delivers dapat diwujudkan termasuk pada saat terjadinya krisis.

"Indonesia memiliki keyakinan yang tidak tergoyahkan terhadap PBB dan multilateralisme. Multilateralisme adalah satu-satunya jalan yang dapat memberikan kesetaraan," tandas Jokowi.

 

Tegaskan Kemerdekaan Palestina

Warga Palestina membentang bendera negara mereka, bergembira menyambut rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah
Warga Palestina membentang bendera negara mereka, bergembira menyambut rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah (AP Photo/Khalil Hamra)

Jokowi terus menggelorakan api semangat perjuangan bagi kemerdekaan Palestina dalam pidato perdana di Sidang Umum PBB hari ini.

"Palestina adalah satu-satunya negara yang hadir di Konferensi Bandung yang sampai sekarang belum menikmati kemerdekaannya," tegas Jokowi.

Di majelis PBB, Jokowi mendorong, agar Palestina dapat segera merdeka dan mendapatkan hak-haknya. Jokowi ingin, Palestina dapat menjadi seperti negara-negara di dunia yang merdeka.

"Indonesia terus konsisten memberikan dukungan bagi Palestina," yakin Jokowi.

Senada untuk Palestina, menurut Jokowi di kawasan ASEAN Indonesia juga akan terus menjaga stabilitas keamanannya agar bisa terus menjadi kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya