Satgas Covid-19 Minta Masyarakat Tidak Bohongi Petugas Saat Tracing

Dewi mengatakan, jika masyarakat membohongi petugas saat tracing sama saja masyarakat membiarkan penularan Covid-19 terus terjadi.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Sep 2020, 18:51 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2020, 18:51 WIB
Dewi Nur Aisyah
Tim Pakar Satgas Penanganan Dewi Nur Aisyah menjelaskan lebih dari 50 persen Kabupaten/Kota di Indonesia berada di bawah rata-rata kasus aktif dan kematian tingkat dunia saat konferensi pers di Media Center Satgas Nasional, Jakarta, Rabu (12/8/2020). (Dok Tim Komunikasi Publik Satgas Nasional)

Liputan6.com, Jakarta Anggota Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan (Satgas) Covid-19 Dewi Nur Aisyah meminta masyarakat Indonesia untuk berhenti membohongi petugas yang sedang melakukan tracing.

"Jangan sampai juga kita berbicara bohong 'Saya tidak pernah serumah dengan pasien Covid-19' Eh padahal serumah," kata Dewi saat talkshow di Gedung Graha BNPB Jakarta, Rabu (30/9/2020).

Seharusnya, kata Dewi, masyarakat bersikap jujur dengan petugas. Memberikan keterangan detail sebenar-benarnya.

Dengan keterangan yang benar tersebut, maka akan membantu petugas medis memahami kondisi yang sebenarnya terjadi di lapangan. Sehingga petugas bisa memperkirakan, melacak dan mengungkap siapa saja orang-orang terdekat pasien Covid-19 yang kemungkinan juga terinfeksi Covid-19.

"Penelusuran kontak sangat penting guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Kejujuran bisa membantu petugas medis memahami kondisi yang sebenarnya terjadi di lapangan," ujarnya

Jika masyarakat membohongi petugas saat tracing sama saja masyarakat membiarkan penularan Covid-19 terus terjadi. Jika orang yang kontak erat dengan pasien harusnya diisolasi, namun karena ia tidak diisolasi, malah bisa menulari lingkungannya serta membahayakan dirinya sendiri.

"Jadi, jangan sampai bohong karena dengan kita berbohong ke petugas, bisa mengakibatkan penularan yang berlanjut kepada orang-orang di sekitar," ujar Dewi.

 

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Terhambat stigma negatif

Wiku Adisasmito
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menegaskan kantor perlu transparan lapor kasus COVID-19 kepada dinas kesehatan setempat saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (24/9/2020). (Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris)

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, pada Selasa 29 September 2020 juga mengakui bahwa selama ini, penelusuran kontak erat terhambat stigma negatif soal Covid-19 yang berkembang di masyarakat.

Stigma negatif tersebut membuat masyarakat menjadi tidak jujur. Mereka takut jika ternyata pasien positif Covid-19 atau suspek, mereka akan dikucilkan lingkungannya. Padahal, kata Wiku, hal itu akan membahayakan lingkungan sekitar.

"Kendala terbesar saat adalah tracing atau pelacakan, karena banyaknya resistensi di masyarakat. Adanya stigma bahwa penderita Covid-19 harus dihindari. Orang-orang yang berpotensi tertular tidak bisa terungkap, sehingga virus terus menular," ujar Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden.

 

Reporter: Rifa Yusya Adilah

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya