Cara Wapres Ma'ruf Amin Ingin Kuatkan Perkebunan Saat Pandemi Covid-19

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyadari akibat pandemi Covid-19, industri dan perkebunan mengalami lesu, khususnya kelapa sawit.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 01 Okt 2020, 15:09 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2020, 15:09 WIB
Wapres Ma'ruf Amin mengunjungi Universitas Mataram, Lombok, NTB. (Foto: Setwapres)
Wapres Ma'ruf Amin mengunjungi Universitas Mataram, Lombok, NTB. (Foto: Setwapres)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyadari akibat pandemi Covid-19, industri dan perkebunan mengalami lesu, khususnya kelapa sawit.

Menurut dia, eksor minyak sawit kini mengalami penurunan akibat Covid-19 yang melanda. Berdasarkan catatannya, penurunan terjadi di kisaran 11 persen pada semester I tahun 2020.

"Oleh karena itu, diperlukan upaya penguatan pada pasar domestik minyak sawit untuk dapat mengimbangi penurunan kinerja ekspor saat ini," jelas dia.

Ma'ruf Amin menjelaskan, potensi yang dimiliki oleh Indonesia dalam mengelola kelapa sawit sangatlah besar. Apalagi, menurut dia, pembangunan nasional banyak ditopang dari sektor tersebut.

"Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia dan menguasai 55 persen pangsa pasar ekspor global," ungkap dia.

Penurunan ekspor sawit, terutama di tengah pandemi Covid-19 ini, menurut Ma'ruf Amin akan memberi dampak kepada para petani dan pelaku usaha. Dirinya pun mendorong agar dilakukan upaya penguatan pada pasar domestik minyak sawit, agar kinerjanya membaik dan memberikan keseimbangan pada kinerja ekspor yang menurun.

"Penguatan pasar domestik ini dapat dilakukan melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, salah satunya pesantren. Kolaborasi ini penting guna memperbesar dan mempercepat proses produksi, distribusi dan pemasaran produk sawit," jelas dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pesantren Bisa Berperan

Ma’ruf Amin berpandangan, pesantren dapat dijadikan sebagai aset umat yang keberadaannya ada di tengah-tengah masyarakat.

Karenanya, kolaborasi dengan pesantren bisa sangat berpotensi bagi pengembangan juga kerjasama komoditi sawit.

"Pesantren yang tersebar di seluruh wilayah tanah air saat ini berjumlah sekitar 28.194, dimana 44,2 persen atau sekitar 12.469 diantaranya berpotensi untuk pengembangan ekonomi. Melalui program ini, pesantren yang berada di daerah-daerah penghasil komoditi sawit, seperti Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, diharapkan akan dapat berperan dalam menggerakkan roda perekonomian daerahnya terutama pada masa pemulihan ekonomi sekarang ini," dia menandasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya